Sifat-sifat Khusus bagi Ruh, Cerminan Teman Bergaul selama Hidup
Pelajaran dari Hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (SAW) berpesan kepada umat Islam tentang "Sifat-sifat Khusus Untuk Ruh".
عن عائشة رضي الله عنهاأنها سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.”(Hadits riwayat Imam Al-Bukhari).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
1- Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya.
2- Makna ini telah didukung oleh banyak dalil, baik dari Al-Qur’an maupun al-Hadits. Dalil-dalil tersebut menyebutkan kata nafs dengan makna ruh. Bahkan, disebut pula bahwa ruh ada yang baik (thayyibah) ada pula yang jelek (khabitsah).
Dalam sebuah hadits, Nabi menceritakan proses pencabutan ruh seorang manusia oleh malaikat. Apabila manusia itu mukmin yang baik, malaikat mengatakan,
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ، اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ
“Wahai jiwa yang baik, keluarlah engkau menuju ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya.”
Lantas dibawalah nyawa tersebut oleh para malaikat ke langit, dengan bau yang sangat harum semerbak. Setiap kali melewati kumpulan para malaikat, mereka pun berkata,
مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ؟
“Ruh siapakah yang baik ini?”
Para malaikat pembawa ruh tersebut mengatakan,“Fulan bin Fulan,” disebutlah namanya yang terbaik semasa hidup di dunia.
Sebaliknya, apabila manusia itu adalah seorang kafir atau munafik, para malaikat mengatakan,
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِى إِلَى سَخَطٍ مِنَ اللهِ وَغَضَبٍ
“Wahai jiwa yang jelek, keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.”
Para malaikat kemudian membawa ruh tersebut menuju langit, dengan bau yang sangat busuk. Setiap ruh tersebut melewati kumpulan para malaikat, mereka mengatakan,
مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ؟
“Ruh siapa yang jelek ini?”
Para malaikat pembawa ruh tersebut menjawab, “Fulan bin Fulan,” dengan menyebutkan namanya yang terjelek ketika dia hidup di dunia.
Demikianlah Nabi menjelaskan adanya jiwa yang baik dan jiwa yang buruk.
3- Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin [Hr Bukhori ]
4- - Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.
5- Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman [HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)
6- Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.
Tema hadit yang berkaitan dengan Al-Quran :
1- Hal ini dikatakan kepada yang bersangkutan manakala dia menjelang ajalnya dan juga disaat hari kiamat. Sebagaimana para malaikat menyampaikan kepadanya berita gembira ini di saat ia menjelang ajalnya dan di saat ia dibangkitkan dari kuburnya.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ , ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً , فَادْخُلِي فِي عِبَادِي , وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.(Al-Fajr, ayat 27-30)
2- Taat Beribadah Dan Menjauhi Perbuatan Maksiat.
Duduklah bersama orang-orang shaleh yang selalu mengingat Allâh, yang ber-tahlîl (mengucapkan lâ ilâha illallâh), memuji, ber-tasbiih (mengucapkan subhaanallah), bertakbir (mengucapkan Allâhu akbar) dan memohon pada-Nya di waktu pagi dan petang di antara hamba-hamba Allâh, baik mereka itu orang-orang miskin atau orang-orang kaya, baik mereka itu orang-orang kuat maupun orang-orang yang lemah.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Allah, pada waktu pagi dan petang, (yang mereka itu) menginginkan wajah-Nya [al-Kahfi/18: 28]
3- Mempelajari sejarah manfaatnya sangat besar. Dan ingat memahami dan mengenal kebaikan orang-orang shalih apalagi kebaikan Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, merupakan bagian dari upaya mewujudkan semangat kita meneladani Sunnah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Yang ini jelas merupakan ciri orang yang beriman.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْ ء اخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا
”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allāh dan kedatangan hari kiamat.”
(QS. Al Ahzāb: 21)
Demikian semoga bermanfaat. Amiin.
Advertisement