Sifat Hedonis Memicu Penyimpangan, Kritik bagi Pejabat Negara
Di tengah kesusahan ekonomi yang terjadi, masyarakat Indonesia dipertontonkan gaya hidup para pejabat negara yang cenderung hedonis. Suka pamer dengan barang-barang mewah. Di antara mereka, tidak sedikit yang tampil mengenakan berbagai produk fashion ternama dan mahal. Khususnya para isteri para pejabat negara tersebut.
Tentu, hal itu mendapat respon dari kalangan agamawan. Begini tanggapan Muhammadiyah.
"Hidup foya-foya itu berujung pada sikap pamer. Misalnya, jika ada polisi atau pejabat negara yang biasa mengenakan busana mahal, kemudian melanjutkan sekolah sehingga jabatan dan pamornya naik, mereka tak segan memamerkan bahwa dirinya hebat," kata Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas.
“Mereka naik jabatan dan memamerkan hal itu. Sedangkan pamer itu ya sikap sombong, dilarang itu dalam Islam,” kata Anwar Abbas, dikutip Senin 31 Oktober 2022.
Kritik sikap materialistis dan hedonis
Sikap tidak hidup sederhana semacam itu menurutnya hanya akan berujung pada sikap materialistis dan hedonis. Anwar Abbas pun mempertanyakan dari mana mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi sifat hedonismenya.
Lebih lanjut, Anwar Abbas menilai sifat ini dapat menjadi pemicu bagi terjadinya berbagai penyimpangan oleh para pejabat negara.
“Jika dibuka, penghasilan mereka tidak terlalu besar, bahkan dengan gaya hidup yang mewah begitu, gaji mereka hitungannya sangat kecil,” ungkapnya.
Kata Anwar, dari sikap hedonis itu bisa saja mereka menjerumuskan dirinya untuk melakukan penyimpangan seperti mencuri, korupsi atau melakukan kejahatan yang dilarang agama.
Anwar Abbas kemudian mengutip sebuah hadis yang berbunyi, Ketika orang mencuri maka iman dalam dirinya hilang. Maka, menurutnya tidak akan ada orang yang beriman itu mencuri, apalagi mencuri uang negara yang menjadi hajat hidup banyak orang.
Oleh karena itu, Anwar Abbas berpesan agar apa pun jabatan yang tengah diemban seyogyanya tidak meninggalkan perintah dan larangan di dalam agama mereka. Sebab, agama merupakan tuntunan ke arah kesederhanaan dan kewajaran.
Advertisement