Sidang Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu, 4 Agenda Besar Dibahas
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadwalkan empat agenda besar yang akan dibahas secara spesifik dalam Tanwir di Bengkulu 14-17 Februari 2019.
Empat agenda besar itu adalah Pertama, persoalan organisasi yang akan membawa perubahan dalam Anggaran Rumah Tangga Muhamadiyah.
Kedua, adalah masalah keumatan, yaitu mengenai pokok pikiran Muhammadiyah dalam kehidupan umat beragama.
"Ketiga adalah masalah kebangsaan. Kami mengundang Bapak Joko Widodo dan Bapak Prabowo dalam kapasitas sebagai tokoh nasional, bukan sebagai calon presiden. Dan keempat, adalah membahas mengenai progres dan dinamika Pimpinan Muhammadiyah di tingkat internasional sampai wilayah," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 12 Februari 2019.
"Poinnya adalah peneguhan Pancasila sebagai dasar negara, pentingnya menegakkan kedaulatan negara, menyelesaikan kesenjangan ekonomi dan peran penting yang dimainkan Indonesia pada politik global," ujar Abdul Mu'ti.
Sidang Tanwir dalam Muhammadiyah memiliki kedudukan tertinggi setelah Muktamar. Diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dan dalam periode kepengurusan 2015-2020, Tanwir Bengkulu adalah yang kedua setelah Tanwir Ambon pada 2017.
PP Muhammadiyah sebelumnya menggelar konferensi pers di Aula Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng Jakarta Pusat, Senin lalu. Selain Abdul Mu'ti, juga dijelaskan Ketua PP Muhammadiyah Harijayanto Y Thohari dan Bachtiar Effendi.
Tanwir Bengkulu yang akan dibuka Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tersebut membawa tema "Beragama yang Mencerahkan".
Menurut Abdul Mu'ti, tema demikian diambil guna menyampaikan pemikiran dan gagasan bagaimana mengangkat dan menempatkan agama sesuai dengan Manhaj Muhammadiyah.
"Mencerahkan adalah bagaimana agama itu hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena saat ini ada gejala yang kita tengarai sedang terjadi yaitu spiritualisasi agama, komodifikasi agama dan politisasi agama. Muhammadiyah akan mengafirmasi makna dan kedudukan agama.
"Poinnya adalah peneguhan Pancasila sebagai dasar negara, pentingnya menegakkan kedaulatan negara, menyelesaikan kesenjangan ekonomi dan peran penting yang dimainkan Indonesia pada politik global," ujar Abdul Mu'ti.
Abdul Mu'ti menambahkan, sidang Tanwir yang diikuti oleh peserta dari Pimpinan Muhammadiyah tingkat wilayah, peninjau amal usaha, sampai tokoh-tokoh nasional tersebut bersifat terbuka dan dapat diikuti kalangan media. (adi)