Sidang Pertama Penyebab Kecelakaan Massal Tour de France
Masih ingat kecelakaan besar di Tour de France 2021 etape 1, pada 26 Juni lalu? Kecelakaan konyol yang melibatkan 50 pembalap itu disebabkan oleh satu orang saja. Iya, perempuan itu membawa karton bertuliskan Allez Opi Omi dan menjorok terlalu ke jalan. Akibatnya, karton itu tidak dapat dihindari oleh Tony Martin (Jumbo Visma).
Tony Martin pun jatuh. Efeknya, peloton dalam jumlah banyak dengan posisi mepet, maka efek dominonya adalah banyak pembalap lainnya juga jatuh beruntun. Asosiasi Pembalap Profesional (CPA) menuntuk penonton perempuan itu dengan tuntutan sebesar EURO1. Hanya sebagai tuntutan hukum secara simbolis.
Sidang pertama penyebab kecelakaan massa Tour de France itu dimulai di Prancis, Kamis 15 Oktober 2021. Pelaku dituntut secara kriminal sehingga bisa dijebloskan ke penjara serta ada sejumlah nominal denda yang diajukan oleh CPA.
“Tugas CPA adalah melidungi anggotanya dan dalam kasus ini, CPA tidak mau menuntuk kompensasi, tapi lebih pada ingin meningkatkan kewaspadaan demi untuk menghargai dan menghormati para pembalap dan profesinya,” seperti yang tertulis di statement dari CPA.
Dengan ini, CPA ingin menarik perhatian para penonton balap sepeda bahwa kita harus menghargai kerja keras dan profesi mereka. “Mereka sangat fokus berlatih, meninggalkan keluarga, dan pengorbanan lainnya. Sehingga penonton harus menghargai itu dengan tidak membahayakan mereka,” bilang CPA president Gianni Bugno.
Tercatat 50 pembalap cedera. Mereka adalah Cyril Lemoine, Jasha Sutterlin, Ignatas Konovalovas harus langsung meninggalkan Tour de France saat itu juga karena cedera parah. Sedangkan Marc Soler (Movistar) masih bisa menyelesaikan etape 1 itu. Tapi dia menderita patah lengan di dua bagian. Sehingga tidak bisa melanjutkan partisipasinya di TdF edisi 108 itu.
Tony Martin, pembalap Jumbo Visma yang bertabrakan langsung dengan penonton perempuan berbaju kuning itu, harus setengah mati bertahan di Tour de France. Tetapi akhirnya harus out juga karena terlibat kecelakaan lain.
Karena tekanan masyarakat yang begitu besar, perempuan yang langsung lari dan bersembunyi itu dicari polisi. Pelaku akhirnya menyarahkan diri ke kepolisian setempat setelah empat hari belalu. Dia langsung didakwa dengan dua pasal sekaligus. Dakwaan tersebut adalah membahayakan orang lain. Dan membuat celaka orang lain yang mengakibatkan tidak bisa bekerja selama tiga bulan.
Dalam tuntujtannya, jaksa akan menjatuhkan denda euro15 ribu dan penjara satu tahun.