Sidang Kanjuruhan, Persebaya Akui Ricuh Bonek Tanpa Gas Air Mata
Official Persebaya menyebut kerusuhan suporter sempat terjadi dalam laga kandang klub berjuluk Bajul Ijo di Gelora Delta Sidoarjo (GDS) saat menjamu Rans Nusantara. Namun, ketika itu tidak ada korban jiwa karena polisi tidak menembakkan gas air mata.
Hal tersebut diungkapkan para saksi saat sidang tiga anggota kepolisian yang menjadi terdakwa Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, pada Selasa, 14 Februari 2023.
Ketiga terdakwa itu, Danki 1 Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
Hal itu bermula saat, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan tentang penerapan regulasi PSSI terkait keamanan suporter, selama Persebaya menjalani pertandingan kandang.
Menanggapi itu, Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri menyebut, pihaknya selalu menerapkan pola pengamanan dan keselamatan suporter kepada klub berjuluk Bajul Ijo tersebut.
"Sejak saya jadi manajer, selama lawan Arema (di kandang sendiri) tidak ada suporter lawan, itu bukan hukum tertulis tapi hanya lisan," kata Yahya, di Ruang Cakra.
Namun, jaksa kembali menanyakan terkait pertandingan antara Persebaya melawan Rans Nusantara, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, yang digelar Kamis 15 September 2022, lalu. Saat itu Persebaya kalah dengan skor 1-2 melawan Rans Nusantara.
Jaksa Triyono menyebut, usai pertandingan itu sejumlah fasilitas stadion dirusak oleh suporter. Akan tetapi, tidak ada satu pun gas air mata yang ditembakkan oleh anggota kepolisian.
"(Suporter) saat itu enggak nyerang kami, istilahnya mereka itu (marah), salahe gak tuku pemain larang yo iki ganti rugi (salah siapa enggak beli pemain mahal, ya ini silakan ganti rugi)," jelasnya.
"(Ketika itu) pemain mereka (Rans Nusantara) juga akhirnya bisa langsung pulang. Kalau di Malang larinya saja kelihatan arahnya ke kita (Persebaya)," tambah Yahya.
Sementara itu, saksi Wakil Security Officer, Defi Harianto mengatakan, ketika laga Persebaya lawan Rans usai, sejumlah aparat kepolisian hendak masuk lapangan setelah melihat kerusuhan suporter. "Pertama ada anggota (polisi) beberapa peleton, saya nggak tahu, dimasukkan (ke lapangan) karena lihat eskalasi penonton," kata Defi.
Melihat hal tersebut, Defi langsung mendatangi petugas kepolisian dan meminta agar tidak menembakkan gas air mata ke suporter. Sebab menurutnya, tindakan itu tak perlu dilakukan. "Saya langsung kasih info dan mohon (ke polisi) jangan ditembak Pak, jangan ditembak. Bonek itu marah ke Persebaya yang kalah beberapa kali," jelasnya.
Defi sendiri mengaku mengetahui sifat Bonek yang tidak akan menyerang official Persebaya maupun lawan. Dan hal tersebut pun dibuktikan tidak adanya pihak yang menjadi korban.
"Saya tahu mereka tidak akan menyerang dan sebagainya, karena cuman mengungkapkan kekecewaan dengan merusak. Saya bilang nanti selesai sendiri, alhamdulillah setengah jam capek sendiri," tutupnya.