Sidak Pasar Hewan Jember, Petugas Temukan Kambing Gejala PMK
Aparat kepolisian bersama TNI dan pemerintah gencar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar hewan. Sidak dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan.
Muspika Kecamatan Balung, Jember melakukan sidak ke pasar hewan yang ada di Balung. Dalam sidak itu, petugas menemukan seekor kambing yang memiliki gejala mirip PMK.
Dokter Hewan, Adi Luhung mengatakan, menjelang Idul Adha 1443 Hijriah, pasar hewan di Kabupaten Jember semakin ramai. Masyarakat sudah aktif melakukan jual beli hewan untuk persiapan kurban.
Karena saat ini sedang terjadi wabah PMK, Muspika Balung akhirnya melakukan sidak ke pasar hewan. Petugas mengecek satu persatu kambing yang diperjual belikan di pasar itu. Setelah dicek satu persatu, petugas menemukan seekor kambing yang dalam kondisi sakit.
“Ada satu ekor kambing sakit dengan gejala mirip PMK. Jadi kita berikan edukasi dan pemahaman kepada pemilik,” kata Adi, Jumat, 24 Juni 2022.
Petugas meminta pengertian pemilik kambing agar membawa pulang kambing itu ke rumahnya. Hal itu dilakukan secepat mungkin agar tidak menular dengan kambing lain yang ada di pasar hewan. Pemilik kambing itu juga diminta merawat kambing itu dan memisahkan dengan kambing lain.
Petugas selain menemukan kambing sakit dengan gejala mirip PMK juga ada kambing belum cukup umur yang sudah dijual di pasar hewan itu. Kambing itu diketahui belum cukup umur dari gigi kambing itu yang belum tanggal.
Setelah mengecek kambing satu persatu di pasar hewan, petugas melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan itu. Atas temuan itu, petugas mengimbau masyarakat agar teliti dalam memilih kambing untuk persiapan kurban. Jangan sampai tergiur harga murah namun dalam kondisi sedang sakit.
Petugas juga meminta pedagang hewan agar tidak hanya mencari keuntungan. Namun juga harus memperhatikan kondisi Kesehatan hewan dagangannya.
“Kami minta masyarakat agar benar-benar melihat kondisi kesehatan hewannya, dan tidak berorientasi pada profit saja, karena hal ini akan merugikan peternak lainnya,” pungkas Adi.