Sidak ke RS Soewandhie, DPRD Surabaya Dorong Tambah ICU
Wakil DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti melakukan sidak ke RS Soewandhie, buntut dari insiden seorang pasien yang meninggal saat mengantre ruang ICU. Pihaknya melakukan pengecekan ruang ICU dan fasilitas mobil Ambulance yang ada di RS Surabaya utara itu.
Anggota Dewan dari fraksi PKS ini mengatakan, ada dua hal yang harus dievaluasi segera oleh RS Soewandhie, yakni penambahan ruang ICU dan digitalisasi sistem antrean ruangan.
"Pertama saya cek Ambulans tadi. Sebenarnya mobilnya banyak tapi yang memikili kelengkapan alat monitor jantung, oksigen dan lainnya hanya satu," kata Reni, Jumat, 2 Mei 2023.
Reni Astuti juga melakukan pengecekan pada trafic ruangan ICU. Disana, ia menemukan bahwa sistem pencatatan pasien antre masih dilakukan manual, sehingga perlu beberapa kroscek oleh para petugas.
Ia juga menemukan bahwa nama Asiasi, warga Tanah Merah yang meninggal saat menunggu ICU tidak tercacat dihari dokter menyatakan dia harus masuk ICU.
"Saya lihat tadi catatannya masih manual, nama Asiasi tidak tercatat di hari selasa, tapi ada di daftar rabu paginya. Karena prosesnya manual sehingga tidak bisa terlihat transparan," terang Reni.
Ia pun mempertanyakan, kenapa saat ada penambahan gedung disamping gedung lama, tidak diiringi oleh penambahan jumlah ICU.
"Kemudian jumlah ICU dengan adanya pasien harusnya semakin bertambah, karena ada gedung baru juga. Tapi kapasitas IGD dan ICU juga tidak ikut bertambah," tambahnya.
Saat ini diketahui, RS Soewandhie Surabaya memiliki satu ruang ICU dengan kapasitas 9 bed dan hampir setiap hari ada keluar masuk pasien disana. Bahkan hingga harus mengantre.
Reni pun mendorong, hal ini bisa menjadi evaluasi bersama RS Soewandhie dalam penangganan pasien, khususnya rawat inap. Supaya insiden yang dialami Asiasi dan keluarga tidak terulang di pasien lainnya.
"Ketika ada kekurangan ya, harus mengakui dan diperbaiki, supaya kedepannya tak terulang kembali," tandas Reni.
Penjelasan dari Pihak RS Soewandhie.
Terkait pasien Asiasi yang di ada didaftar tunggu ruang ICU sejak hari selasa. Dokter penyakit dalam RS Soewandhie, Dokter Mulyadi membenarkan hal tersebut.
Menurutnya, nama Asiasi baru ada di hari rabu karena di hari selasa antrean juga masih banyak. Kalaupun namanya ada dalam daftar antrean, ia juga belum bisa masuk ke ruang ICU. "Rabu muncul namanya, karena di ICU sudah ada yang keluar jadi ibu Asi bisa masuk. Cuma pendaftarannya baru muncul rabu pagi," ungkap Mulyadi ditemui ditempat yang sama.
Dokter Mulyadi juga menjamin bahwa pelayanan di ruang ICU juga akan mengutamakan mana kondisi pasien yang paling gawat darurat.
"Yang paling berat yang diutamakan. Tapi pada prinsipnya semua yang inden di ICU dalam keadaam berat dan butuh ventilator atau alat bantu lain. Tapi kami juga tidak bisa pilih karena sesuai urutan dan semuanya membutuhkan," papar Mulyadi.
Mengenai komunikasi petugas atau perawat pada pasien, khusunya keluarga Asiasi saat akan merujuk pasien. Dokter Mulyadi menambahkan akan melakukan evaluasi pada yang bersangkutan.
"Sudah dievaluasi, mungkin perawatnya kecapek-an akhirnya salah ngomong seperti itu," imbuhnya.