Sidak Jembatan Joyoboyo, Risma Minta Ada Banyak Drainase
Walikota Surabaya Tri Rismaharini meninjau dan melakukan sidak progres pembangunan Jembatan Joyoboyo yang terletak di sisi selatan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ), pada Rabu 30 September 2020 sore tadi.
Jembatan baru yang ditargetkan rampung pada November 2020 itu, kini sudah sampai dalam tahap pekerjaan pengecoran untuk menyambungkan dengan akses jalan di sisi utara jembatan.
Dalam sidak itu, Risma didampingi beberapa Kepala Dinas di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, di antaranya Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP), Erna Purnawati, Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Irvan Wahyudrajat, Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), Anna Fajriatin dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), M Fikser.
Dari hasil tinjauan dan sidaknya ini, ada beberapa arahan yang diinstruksikan oleh Risma kepada jajarannya yang ia target segera menyelesaikan pengerjaan proyek itu. Salah satunya yakni terkait drainase dan elevasi, atau ketinggian permukaan antara sambungan jembatan dengan akses jalan di sisi sebelah utara.
"Jadi nanti ini dibuat mirip punggung sapi ya, kalau dia langsung miring ke bawah kalau hujan malah terminal Joyoboyo tergenang. Ini sambungannya dibuat langsung rata dengan jalan. Soalnya kan harus mengakomodir dari sisi timur juga," kata Risma dia sembari menunjuk sambungan pengecoran antara jembatan dengan jalan di sisi utara.
Menurut dia, jika sambungan antara Jembatan Joyoboyo dengan akses jalan di sisi utara tidak rata, hal itu dapat menyebabkan TIJ tergenang saat terjadi hujan deras. Karena itu, dibutuhkan tangkapan-tangkapan air hujan yang lebih banyak. Tujuannya supaya air tidak langsung terhempas turun ke TIJ ketika terjadi hujan deras.
“Kalau sambungan ini tidak rata dengan jalan, maka jelas bisa tergenang itu terminal. Jadi dibuat kayak punggung sapi ya, lalu ini juga nanti dikasih pedestrian juga,” kata dia.
Selain terkait elevasi, sistem drainase atau tempat tampungan air juga menjadi salah satu perhatian Risma. Ia ingin jembatan itu dapat langsung menampung air ketika hujan deras turun dan mengalirkan ke sungai. Tanpa harus meluncurkan air ke sisi jalan maupun ke arah terminal.
“Dikasih lubang-lubang di bawah agar air bisa masuk ke sana. Jadi ada lubang dua drainase biar masuk ke sini, supaya airnya tidak turun ke sisi utara dan selatan,” katanya.
Tak hanya melihat progres pekerjaan pembangunan jembatan, Risma bersama stafnya juga mencoba melintasi jembatan itu dengan cara berjalan kaki menuju Terminal Intermoda Joyoboyo. Hal itu dilakukan untuk melakukan test, senyaman apa berjalan di jembatan tersebut jika nantinya sudah dibuka untuk umum. Terlebih, TIJ akan dijadikan kantong parkir bagi kendaraan pribadi.