Menunggu Keandalan Bozem Mayjen Sungkono Menghalau Banjir
Underpass Satelit Mayjend Sungkono yang diresmikan pada 31 Mei 2019 lalu, memang belum teruji di saat musim hujan. Apalagi underpass pertama di Surabaya ini, berada di kawasan yang menjadi langganan banjir di Surabaya yaitu di Jalan Mayjend Sungkono. Kekhawatiran underpass ini akan menjadi kolam wajar, apalagi namanya underpass, tentu dibangun di bawah tanah.
Namun atas kekhawatiran ini, Pemerintah Kota Surabaya bersama dengan beberapa pengembang sudah mengantisipasinya dengan membuat bozem atau tempat pembuangan air. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sidang tadi sidak ke bozem ini, Kamis 26 Desember 2019. Letaknya di sisi utara underpass Mayjend Sungkono.
Dalam sidak tersebut, Risma didampingi oleh beberapa kepala dinas seperti Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ikhsan, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati, Kepala Dinas Perhubungan Irvan Wahyu Drajat, dan Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Rubben Rico.
Sidak yang berlangsung setelah libur natal tersebut, Risma ingin memastikan bahwa bozem tersebut bisa mengamankan daerah Surabaya Barat. Khususnya di sekitar underpass Mayjend Sungkono agar bebas dari genangan saat hujan.
Bozem ini juga dilengkapi dengan pompa air yang digunakan untuk menyedot air yang menggenangi underpass. Jumlah pompa air yang terpasang cuma satu. Namun, Risma mengklaim, meski pompa air yang terpasang cuma satu, dia yakin bisa mengatasi masalah banjir yang mungkin akan terjadi di underpass.
"Satu pompa saja cukup, karena ini dinyalakan langsung saat ada air mengalir," katanya.
Ia menjelaskan, air yang sudah ditampung di bozem yang berada di utara underpass itu nantinya akan disalurkan ke box culvert Banyu Urip yang kemudian diteruskan ke arah bozem Kali Lamong.
"Jadi air ini nanti ke Banyu Urip kan, itu melewati beberapa pompa air. Kayak pompa yang ada di Greges, pompa Kandangan dan kalau tidak salah di daerah Balong itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan bozem yang mempunyai luas 700 meter persegi tersebut, akan ia pastikan tetap bisa menampung air hujan yang mengalir didaerah tersebut. Salah satu langkah yang akan ia lakukan adalah pengerukan secara berkala.
"Biar tetap dalam, nanti itu kita keruk secara berkala. Biar tetap bisa menampung air lebih banyak," katanya.