Sidak Pasar Wonokromo, Mendag Sebut Harga Pasar di Jatim Stabil
Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Muhammad Lutfi, melakukan sidak harga pasar di Pasar Wonokromo, Surabaya, Selasa 20 April 2021 siang. Dalam kunjungan ini, ia ditemani oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
Dari pantauan Ngopibareng.id, Mendag tiba di Pasar Wonokromo sekira pukul 09.40 WIB, ia langsung meninjau ke beberapa stan penjual dan melakukan komunikasi dengan para pedagang terkait harga bahan pokok di Bulan Ramadhan 1442 H.
Usai sidak, Lutfi menyebut, harga di Jawa Timur masih dalam batas normal, bahkan, paling terkendali dibandingkan dengan beberapa daerah yang sudah ia datangi.
“Saya sudah keliling dari Sumatera lalu ke Jawa, hari ini di Surabaya. Hasilnya, harga di Jawa Timur di Pasar Wonokromo ini adalah harga yang terbaik,” ungkap Lutfi.
Ia mencontohkan, harga daging sapi yang ia ketahui dari pedagang tadi senilai Rp110 ribu per kilogram dinilai masih normal. Kemudian harga gula sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp12.500 per kilogram.
“Cabai yang harganya sudah sangat turun di kisaran Rp60 ribu untuk cabai rawit dan beberapa cabai yang lain. Saya lihat harganya masih stabil. trus yang normal juga adalah minyak goreng. Jadi saya ucapkan selamat atas upaya Pemerintah Jawa Timur, Pak Walikota bahwa harga di Jatim terpantau baik dan stabil untuk bulan Ramadhan sampai Idul Fitri nanti,” katanya.
Tercatat hanya harga ayam yang mengalami kenaikan dari harga normal Rp30 ribu sekarang naik di kisaran Rp36-Rp37 ribu per kilogram. Namun hal tersebut masih bisa ditolerir karena angka kenaikan harga pakan (jagung) mengalami lonjakan secara global.
“Jadi kenaikan itu sudah saya hitung, sebenarnya dimasukkan dengan harga pakan harga ayam di Jawa Timur ini masih jauh rendah dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Indonesia. Contohnya di Bandung kemarin, harga ayam itu sudah mendekati Rp40 ribu, di sini Rp36 - 37 ribu. Jadi saya menganggap ini salah satu harga yang paling baik di Indonesia,” pungkasnya.
Salah satu pedagang ayam, Umrotul Kholifah mengaku memang harga ayam mengalami kenaikan padahal kondisi pasar sepi dan stok melipah.
“Mau puasa itu sempat kosong jadi mahal, lalu pas awal puasa ayam banyak akhirnya turun Rp1.000-an, tapi mulai tadi malam naik menjadi Rp37 ribu dari harga normalnya Rp30 ribu, paling mahal Rp33 ribu,” ungkapnya.
Sementara itu, pedagang bahan pokok, Nasipah mengaku harga-harga masih normal. Misal bawang putih masih Rp26 ribu per kilogram, lalu bawang merah super dari Probolinggo Rp35 ribu.
“Yang sempat naik lalu itu cabai kecil sampai Rp120 ribu, tapi menjelang puasa ini turun, harga cabai jadi Rp50 ribu. Memang masih di atas harga normal sebelumnya Rp30 ribu per kilogram, tapi ini barangnya bagus jadi masih murah hitungannya,” ujar Nasipah.
Sementara itu, Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengaku, Pemkot Surabaya terus memasifkan gelaran operasi pasar untuk mengendalikan harga pasar di bulan Ramadhan kali ini.
“Iya jadi usaha kita ketika ada barang yang akan naik itu kita lakukan, tapi insya Allah dengan kita menjaga di hulunya berseinergi dengan provinsi untuk tempat penghasilnya itu harus dipertahankan agar barang tetap ada, sehingga harga tidak melonjak. Harus ada sinergi, karena kalau hanya mengandalkan pasar murah tapi kalau tidak ada barangnya, gak bisa,” ujarnya.