Sibukkanlah Dirimu dengan Melakukan Perbaikan
Imam Al-Ghazali di antara tokoh yang menyelaraskan antara syariat Islam dan dimensi terdalam kerohanian Islam (Tasawuf). Ia pun dikenal sebagai Hujjatul Islam (Penyampai Dalil-dalil Keislaman atau Pembela Islam) dengna kitab terkenal Ihya Ulumiddin -- kini diajarkan secara online oleh intelektual Ulil Abshar Abdalla.
Imam al-Ghazali berpesan, "Jadilah kamu salah satu di antara dua orang berikut:
1. Menjadi orang yang sibuk memperbaiki diri sendiri.
2. Menjadi orang yang sibuk memperbaiki orang lain, setelah memperbaiki diri sendiri."
"Jangan sampai kamu sibuk memperbaiki orang lain, sebelum memperbaiki dirimu sendiri. Kalau kamu bisa sibuk memperbaiki diri sendiri, maka jangan disibukkan kecuali dengan ilmu yang wajib kamu pelajari sesuai kondisimu dan juga segala hal yang terkait dengan amal dhahirmu seperti belajar salat, bersuci dan puasa.
Dan yang paling penting yang sering dilupakan orang adalah belajar ilmu tentang sifat-sifat hati, apa yang terpuji dan apa yang tercela."
Demikain dalam kitab Ihya Ulumiddin karya Imam al-Ghazali (1/39)
Jadilah Orang yang Ikhlas
Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik ( perbuatan maksiat ) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka. " (Surat Al Hijr ayat 39 - 40)
Jadi ikhlas adalah hal yang sudah pasti dapat menepis, mengantisipasi, menghindarkan, menyelamatkan kita dari berbagai macam tipu-daya dan penyesatan yang dilakukan oleh Iblis.
Ikhlas itu....!!! Ketika menyembunyikan Amal Sholeh, sebagaimana menutup rapat keburukan.
Ikhlas itu....!!! Ketika meniatkan seluruh Ibadah hanya untuk Allah Swt, sehingga tidak bangga akan pujian dan tidak peduli pada kecaman.
Ikhlas itu....!!! Ketika dapat menolong sesama, namun tidak mengharap balasan.
Ikhlas itu....!!! Ketika mampu berbagi rezeki, meskipun dalam keadaan terhimpit.
Ikhlas itu....!!! Ketika rela mengalah dan merendahkan Ego pribadi, agar tidak terjadi pertikaian atau permusuhan.
Ikhlas itu....!!! Ketika tersenyum melihat orang lain bahagia, walaupun kita sedang berduka.
Ikhlas itu....!!! Ketika harus melepaskan sesuatu demi kebaikan bersama, sekalipun kita yang terluka.
Ikhlas itu....!!! Ketika dihujani kata-kata yang menyakitkan, tapi malah membalasnya dengan do'a kebaikan.
Ikhlas itu....!!! Ketika mampu mema'afkan, tanpa perlu mengingatnya lagi dengan kebencian.
Ikhlas itu....!!! Ketika membalas setetes kejahatan dengan selautan kebajikan.
Ikhlas itu....!!! Ketika menerima kenyataan bahwa takdir, adalah kehendak Allah Swt, walau tidak seperti yang kita inginkan.
Ikhlas Itu....!!! Ketika kita diberi ujian, sakit atau kesedihan, kita tetap sabar dan berbesar hati, karena itu kehendak-Nya.
Ikhlas ya...., Ikhlas.... memang seperti surah Al-Ikhlas....!!!
Tidak ada kata Ikhlas pada Ayatnya, tidak terlihat, tidak tergambarkan, tidak terdengar dan tidak terdefinisi.
Karena Ikhlas hanya akan terasa di Lubuk Hati seorang yang sangat memahaminya....!!!
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, selalu sabar dan ikhlas, selalu dicintai oleh Allah Swt.
Amin....!!!" Demikian tausiyah Ustaz Keman Almaarif.