Sibuk Pilpres, Jangan Lengah Terorisme
Setahun ke depan fokus perhatian bangsa Indonesia tertuju pada Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif. Namun di tengah kesibukan tersebut, kita tidak boleh lengah terhadap persoalan di luar pesta politik lima tahunan tersebut, khususnya potensi terorisme.
Setidaknya ada 3 faktor penting yang mengharuskan kita untuk lebh mewaspadai ancaman terorisme:
Pertama: Tampilnya Saif Al ‘Adl sebagai pemimpin Al-Qaeda setelah meninggalnya Ayman Al-Jawahiri terkena sasaran drone Amerika Serikat di suatu apartmen di Kabul Afghanistan. Tampilnya pemimpin baru Al- Qaeda biasanya diikuti dengan aksi teror yang bertujuan membangkitkan “semangat joang baru";
Kedua: Saif Al ‘Adl adalah eks-pasukan komando Mesir yang membelot ke Al Qaeda ketika masih berpangkat Letnan Kolonel.
Dialah yang merancang dan pelaksana dua peledakan bom sekaligus di Kedubes AS di Daressalam, Tanzania dan Kedubes AS di Nairobi Kenya pada 1998. Kedua ledakan di dua tempat yang berjauhan tersebut dilaksanakan dalam jam yang sama. Dua ledakan bom tersebut berhasil menewaskan 400 meninggal yang menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin tertinggi Al Qaeda yang tidak bisa dianggap enteng.
Ketiga: Sejak akhir 2021 terjadi perubahan strategi Al Qaeda dimana prioritas target aksi bom terorisme tidak lagi ditujukan ke negara Barat, tetapi diserahkan kepada cabang Al Qaeda di negara masing masing. Tujuannya adalah agar cabang cabang Al Qaeda lebih fokus menjatuhkan rezim di negara masing-masing mencontoh keberhasilan Taliban yang telah mendirikan Emirat Islam Afghanistan.
Pedang Arab
(Kami mempunyai) Pedang Arab pemberian seorang karib dari Arab Saudi, seorang anggota Pasukan Kharis Al Watani (Pengawal Bangsa), Natsir Al Gahthani, putera kepada suku Al Ghahtani ( Nejed). Pesan Bapaknya Natsir, Kepala Suku Gahthani waktu itu (1985): Pedang adalah simbol kehormatan diri dan suku/klan. Pedang atau senjata tidak bisa membunuh, pemegang pedanglah yang bisa membunuh. Ia pun melanjutkan, dalam hukum kami, nyawa harus dibalas nyawa..., muruah, kata sahib saya yang baik kepada saya bahwa orang Arab menyukai orang Indonesia (mereka menyebutnya Jawi).
Lama saya tidak menyentuh pedang tersebut, habis olahraga tiba-tiba teringat Natsir Al Gahtani. Saya mengambil dan membersihkan kenangan sangat berharga. Kebetulan serang teman saya Arab Saudi dua hari lalu via HP menasihati saya,"Hati-hati..., Al Qaeda telah membaiat qaid (komandan) baru yaitu Saif Al-Adl, mantan kolonel Pasukan Khusus Mesir yang membelot ke Al Qaeda.
Saif Al-Adil adalah perancang dan komandan lapangan Al Qaeda yang meledakkan Kedubes Amerika Serikat di Naerobi (Kenya) dan Daressalam (Tanzania) pada 1998 - peledakan bom pertama dan kedua Al Qaeda) dan terjadi pada hari dan jam yang sama.
DR KH As'ad Said Ali
Mantan Wakil Kepala BIN, Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027, tinggal di Jakarta.