Siasati Lahan, Maba UK Petra Ajarkan Tanam Hidroponik
Sabrina Artika Aryanto (10 tahun) siswa SDN Siwalankerto II dengan hati-hati mengunting botol bekas untuk dijadikan vas tanaman hidroponik. Bukan tanpa alasan Sabrina ternyata sedang mengikuti kegiatan Welcome Grateful Generation (WGG) yaitu, kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru Universitas Kristen Petra (UK Petra).
"Hari ini ditemani kakak-kakak belajar membuat tanaman hidroponik. Buatnya gampang-gampang susah, tapi seneng," ujar murid kelas 4 SDN Siwalankerto II ini.
Bertempat di SDN Siwalankerto II, para maba UK Petra mengarahkan dan membimbing murid-murid SD ini untuk membuat tanamanan hidroponik serta menjelaskan apa fungsi tanaman tersebut.
"Di sini kami mengenalkan hidroponik agar adik-adik mengetahui bahwa bercocok tanam tak harus di lahan yang luas, dengan hidroponik mereka bisa memanfaatkan lahan yang ada," ujar Kevin Chandra Gunawan, Ketua WGG 2019.
Untuk diketahui, hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Kevin menuturkan, di tengah kota seperti Surabaya lahan untuk bercocok tanam semakin sedikit. Maka dari itu hidroponik menjadi salah satu jalan keluar untuk membuat ruang terbuka hijau.
"Hidroponik kan dapat diterapkan adik-adik di rumah karena bisa di letakan dimana saja asal masih terkena sinar matahari," tambahnya.
Dalam acara ini, disedikan dua bibit tanaman yakni sawi dan bayam yang dapat dipilih setiap siswa untuk tanaman mereka.
Cara membuat tanaman hidroponik yang diajarkan cukup sederhana, pertama buat vas tanaman dari botol bekas lalu dihias dengan kain flanel sesuai keinginan, vas yang sudah jadi lalu diberi tanah organik dan diberi bibit tanaman yang mereka pilih.
"Untuk perawatan kami ajarkan mereka menaruhnya ditempat yang masih ada cahaya matahari dan menyiramnya setiap pagi sore seperti tanaman pada umumnya," jelas Kevin.
Kevin berharap, apa yang ia dan teman-temannya lakukan bisa bermanfaat serta dapat menumbuhkan rasa mencintai lingkungan sejak dini.
"Dengan mereka mengerti bagaimana cara menanam hidroponik saat tanah sudah menjadi bangunan semua, ada alternatif lain untuk bercocok tanam," pungkasnya
Selain cara menanam hidroponik, murid-murid SD ini juga diajarkan memanfaatkan barang bekas seperti, menjadikan botol bekas sebagai kotak pensil dan kardus bekas menjadi kalender kubus.