Siasati Covid-19, Penjualan Hewan Kurban Marak Lewat Online
Menjelang perayaan Idul Adha 1441 Hijriyah pada akhir Juli nanti, penjualan hewan kurban pada tahun ini diprediksi tidak akan seramai dan selaris tahun-tahun sebelumnya.
Penyebabnya karena pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) yang terjadi hampir lima bulan belakangan. Kondisi ekonomi masyarakat menjadi lesu dan ditambah wajib menghindari kerumunan saat Idul Adha nanti.
Meskipun penjualan hewan kurban diprediksi turun, namun peternak tidak menurunkan harga jual untuk setiap ekor hewan kurban, baik sapi maupun domba.
Beberapa peternak dan pemasok hewan kurban menyatakan masih ragu ragu untuk ekspansi ke Jakarta. Menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid, menjadi alasan para pedagang hewan berhati hati.
"Untuk sementara kami bertahan di kandang belum berani membawa hewan kami keluar," kata bagian pemasaran Wadi Qibas Farm, Dian Indriana kepada Ngopibareng.id, Sabtu 11 Juli 2020.
Wadi Qibas Farm yang berlokasi di kawasan Sawangan Bogor ini menawarkan hewan kurban secara daring (online) serta memanfaatkan media sosial.
"Kami tidak bisa menjual hewan kurban sebebas dulu ada lahan kosong kami sewa, sekarang ribet banyak aturannya," ujar Dian.
Cara menyiasati, untuk menarik pembeli melalui daring dan video. Setiap ekor sapi diberi nomor. Dari nomor itu akan diketahui berat dan harganya.
Qibas Farm meberi jaminan sapi sudah memenuhi sariat Islam, sehat dengan sertivikat dari dinas peternakan. Tidak ada biaya perawatan sampai sapi dipotong.
Apa bila sapi yang ditipkan di kandang mati sebelum dikirim, akan diganti sapi baru dengan berat dan harga yang sama. Untuk kawasan Jabodetabek sapi akan diantar sampai di tempat tanpa ongkos kirim.
Menutut Dian, Qibas Farm khusus menyediakan sapi Bali. Sedang harganya bervariasi dari Rp17.500.000 sampai Rp25.750.000. Harga tergantung pada kelasnya. Ada kelas standar, bronze, silver, gold dan platinium.
"Kami juga menyediakan dimba dar harga Rp2 juta sampai Rp4 juta," kata pemasaran Qibas Farm lulusan Fakultas Peternakan IPB Bogor tersebut.
Ia memprediksi, tahun ini paling hanya bisa menjual 100 ekor. Untuk penjualan tahun ini menurun dibandingkan tahun 2019 karena pengaruh COVID-19. Kalau harga enggak ada diturunkan.
Hingga saat ini tercatat baru ada sekitar 50 ekor sapi yang dipesan. Dibanding dengan tahun lalu jauh. "Satu bulan menjelang Idul Adha yang pesan sudah mencapai 250 ekor, katanya.
Sepinya pesanan hewan juga diakui pemasok hewan qurban, Suganda. Pria yang tinggal di daerah Bekasi ini biasanya mendatangkan sapi dari Magetan Jatim, Lombok dan Lampung.
"Melihat kondisi seperti ini saya tidak berani ambil risiko. Sampai sekarang baru ada pesanan lima ekor sapi padahal saya sudah menghubungi pelanggan di mana mana. Biasanya hari gini pesanan sudah puluhan. Baru kali ini pasar hewan qurban lesu, " kata Suganda.
Pemprov DKI Jakarta sendiri juga mewacanakan pemotongan hewan qurban dilakukan di rumah potong hewan (RPH) untuk menghindari kerumunan massa dan penyebaran Covid-19 melalui daging qurban bila pemotongan dilakukan secara terbuka. Tapi bebara majelis taklim merasa keberatan dengan aturan ini.
Advertisement