Siasat Penjual Tahu dan Tempe karena Harga Kedelai Impor Mahal
Harga kedelai impor merangkak naik dalam kurun waktu dua minggu terakhir. Sebelum bahan bakar minyak (BBM) naik, harga kedelai berkisar Rp10.000 per kilogram (kg).
Saat ini, harga komoditas itu sekitar Rp 12.650 per kg. Bahkan, ada yang tembus Rp 13.000 per kg. Namun, ada dugaan kenaikan harga kedelai impor itu dipengaruhi kenaikan harga kedelai di luar negeri.
Naiknya harga kedelai impor, berimbas pada permintaan yang menurun. Sehingga dalam memasok kedelai tersebut, pihaknya terpaksa membatasi pembelian dari pemasok.
Kenaikan harga kedelai impor itu turut berimbas terhadap produksi tahu dan tempe. Pedagang pun menyiasatinya dengan memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dibuat. Sedangkan susu kedelai hanya dibungkus plastik, untuk menekan biaya produksi tidak menggunakan botol.
Selain itu, mereka terpaksa merumahkan sebagian pekerjanya. Ini siasat yang dilakukan agar mereka tak gulung tikar.
Siasat Penjual Tahu dan Tempe karena Harga Kedelai Impor Mahal
Perajin tahu, tempe, dan susu kedelai resah harga bahan baku naik imbas kedelai impor dan kenaikan BBM.
Perajin terancam tak bisa berproduksi jika harga kedelai tidak segera turun.
Sebelum BBM naik, harga kedelai Rp 10.000 per kg. Kini, harga kedelai di kisaran Rp 12.650 sampai 13.000 per kg.
Untuk menyiasati agar tetap bertahan, para perajin tahu dan tempe harus memutar otak. Salah satunya dengan memperkecil ukuran tahu dan tempe. Sehingga tidak perlu menaikkan harga yang bisa memberatkan konsumen.
Kemasan susu kedelai menggunakan kantong plastik, untuk menghemat biaya penggunaan botol.
Meski demikian, ada perajin yang terancam gulung tikar karena biaya operasional terus naik imbas kenaikan BBM.