Siap Medis Kedaruratan & Respon Bencana, Kiprah Muhammadiyah
Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni mengatakan, Muhammadiyah bersama organisasi-organisasi Islam lainnya di Indonesia sepakat untuk bersama-sama membangun Indonesia.
Melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Muhammadiyah memberikan layanan kepada semua orang tanpa memandang latar belakang mereka.
“Kiprah para relawan Muhammadiyah sudah terbukti di wilayah Indonesia Timur yang mayoritas penduduknya adalah non-Muslim,” ungkapnya.
“MDMC di bantu oleh Lazismu, MPKU, universitas-universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia yang mempunyai fakultas kedokteran dan psikologi bersama-sama mewujudkan layanan darurat kebencanaan yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan bahkan dunia internasional,” tambah Syafiq Mughni.
Ia mengatakan hal itu, saat membuka kegiatan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), lokakarya Tim Medis Kedaruratan dan Bencana Internasional di Hotel Alia Cikini, Jakarta, Rabu 30 Januari 2019. Selain Syafiq, acara itu dihadiri juga Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman , Ketua MPKU Agus Samsudin.
“MDMC di bantu oleh Lazismu, MPKU, universitas-universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia yang mempunyai fakultas kedokteran dan psikologi bersama-sama mewujudkan layanan darurat kebencanaan yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan bahkan dunia internasional,” tambah Syafiq Mughni.
Sementara itu, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Budi Setiawan mengatakan, MDMC telah berpengalaman mengikuti berbagai respon bencana di berbagai negara seperti Nepal, Rohingya dan Phillipina.
“Dari pengalaman tersebut diketahui, ternyata banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk ikut berkiprah dalam respon kebencanaan internasional. Ada standar-standar yang harus dipenuhi oleh MDMC hingga dapat memenuhi persyaratan dan pengakuan secara internasional,” katanya.
Budi menambahkan, guna memenuhi persyaratan tersebut, MDMC menugaskan dokter Corona Rintawan untuk membuka jaringan dan merintis upaya mendapatkan pengakuan WHO agar dapat melaksanakan respon kebencanaan secara internasional.
“Patut disyukuri bahwa akhirnya MDMC menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki Emergency Medical Team (EMT) yang diakui oleh WHO, namun butuh perjuangan lagi untuk mendapatkan sertifikat EMT internasional sesuai standar WHO dan itu akan dilaksanakan pada tahun ini,” imbuhnya lagi.
Sementara Agus Samsudin, ketua MPKU PP Muhammadiyah menyatakan bahwa MPKU dalam posisi suporting team bagi kerja-kerja MDMC.
“Apapun yang dilakukan oleh MDMC untuk respon kebencanaan, MPKU melalui banyak rumah sakit yang dimiliki Muhammadiyah di berbagai daerah di Indonesia siap membantu sepenuhnya,” katanya.
Rahmawati Husein, wakil Ketua MDMC yang juga hadir dalam acara tersebut, menambahkan keterangan kepada media bahwa saat ini EMT yang sudah terverifikasi baru 22 tim di seluruh dunia dan ada 79 tim yang sedang dalam proses verifikasi (termasuk MDMC).
“Kegiatan hari ini adalah proses EMT MDMC untuk mendapatkan sertifikasi internasional, yang efeknya adalah meningkatkan kapasitas EMT dalam negeri. Dengan hasil verifikasi ini, MDMC akan memiliki EMT internasional yang siap dikirim oleh WHO untuk melakukan respon ke luar negeri dan rencananya proses verifikasi EMT ini akan berlangsung dalam 1 tahun,” katanya.
Hadir 104 peserta yang terdiri dari dokter dan tenaga medis rumah sakit dari berbagai daerah di tanah air, perwakilan fakultas kedokteran universitas negeri dan Muhammadiyah dari berbagai daerah, perwakilan beberapa NGO, Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Indonesia.(adi)