Siapa Yang Pertama Membiasakan Titip Salam kepada Nabi? Ini Fakta
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) adalah junjungan tertinggi umat Islam. Kerinduan untuk bisa berziarah ke Makam Rasulullah di Raudlah, kompleks Masjid Nabawi, Madinah, menjadi kerinduan yang tak tertahankan atas kecintaannya itu.
Karenanya, setiap kali ada seseorang yang hendak melaksanakan ibadah umrah atau naik haji, ada saja kerabat dan sahabat dekatnya yang menyampaikan "titip salam ya, untuk Kanjeng Nabi".
Bagaimana hal itu terjadi? Adakah memang hanya kebiasaan masyarakat Islam di Indonesia? Guna memahami hal itu, Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI mencoba untuk memberi penjelasan dalam catatan ini:
Sependek kitab yang saya baca adalah seorang Khalifah dari Dinasti Bani Umayyah, Umar bin Abdul Aziz, seperti yang disampaikan oleh Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali:
ﻛﺎﻥ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﺇﺫا ﺭﺃﻯ ﻣﻦ ﻳﺴﺎﻓﺮ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ اﻟﻨﺒﻮﻳﺔ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻪ: ﺃﻗﺮﻯء ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻨﻲ اﻟﺴﻼﻡ
Jika Umar bin Abdul Aziz melihat ada orang yang bepergian ke Madinah, ia berpesan: "Bacakan salamku untuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam" (Lathaif Al-Ma'arif, 239)
Insyaallah titipan bacaan salam telah saya sampaikan saat ziarah ke makam Rasulullah. Apakah tidak bosan? Justru saya meyakini mengucapkan salam kepada Rasulullah mendapat jawaban dari beliau seperti dalam hadis sahih:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مَرْفُوعًا : مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ
Dari Abu Hurairah secara marfu’ (Nabi bersabda): “Tidak ada seorang pun yang mengucap salam kepadaku kecuali Allah akan mengembalikan ruh kepadaku hingga aku menjawab salam” (HR Abu Dawud)
Membaca salam apakah harus di makam Nabi? Tidak harus. Dari manapun ucapan salam umatnya akan dihaturkan kepada Nabi baik salam saat salam atau lainnya, seperti dalam hadis sahih:
ﺇﻥ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻼﺋﻜﺔ ﺳﻴﺎﺣﻴﻦ ﻓﻲ اﻷﺭﺽ ﻳﺒﻠﻐﻮﻧﻲ ﻣﻦ ﺃﻣﺘﻲ اﻟﺴﻼﻡ (ﺣﻢ ﻧ ﺣﺐ ﻛ) ﻋﻦ اﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ
"Sungguh Allah memiliki malaikat yang berkeliling di bumi, mereka menyampaikan salam kepadaku dari umatku" (HR Ahmad, Nasai, Ibnu Hibban dan Hakim dari Abdullah bin Mas'ud)
Zikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Advertisement