Siapa Saja yang Namanya Disebut dalam Pandora Papers?
Pandora Papers yang dirilis International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) hari Minggu lalu benar-benar mengguncang dunia. Terdapat sedikitnya 330 politisi dan pejabat publik, termasuk 35 pemimpin negara saat ini, dan para mantan pemimpin serta selibritis dari 91 negara, yang nama-namanya tercatat memiliki perusahaan cangkang di beberapa negara bebas pajak..
Pandora Papers adalah karya jurnalistik global, melibatkan sekitar 600 jurnalis dari 150 media di 117 negara, yang dikoordinasi ICIJ.Siapa saja pemimpin dan tokoh yang namanya masuk dalam daftar Pandora Papers, berikut beberapa di antara mereka.
Yordania
Raja Yordania Abdullah II mengumpulkan properti senilai sekitar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,45 triliun di Amerika Serikat dan Inggris melalui perusahaan rahasia. Properti-properti itu dibeli antara tahun 2003 dan 2017 melalui perusahaan yang terdaftar di negara bebas pajak. Termasuk pembelian properti di Malibu, California selatan, dan Washington dan London.
DLA Piper, kantor hukum di London yang mewakili Raja Abdullah, mengatakan kepada ICIJ bahwa dia tidak pernah menyalahgunakan uang publik atau menggunakan apa pun dari hasil bantuan atau bantuan yang dimaksudkan untuk kepentingan umum”.
Istana kerajaan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa kepemilikan raja atas properti pribadi di Inggris dan AS bukanlah rahasia.
Libanon
Pandora Papers juga mengungkap di Lebanon yang saat ini sedang menderita akibat terpuruknya ekonomi sedemikian parah, beberapa tokoh-tokoh politik dan keuangan terkemuka. Diantara mereka adalah Perdana Menteri Najib Mikati, juga mantan PM Hassan Diab. Juga Riad Salameh, gubernur bank sentral Lebanon yang saat ini sedang diselidiki di Prancis atas dugaan pencucian uang, serta mantan menteri negara dan ketua Al-Mawarid Bank Lebanon, Marwan Kheireddine.
Marwan Kheireddine dan mantan PM Hasan Diab tidak menanggapi permintaan konformasi dari ICIJ. Sedang Riad Salameh menyatakan bahwa asetnya sudah lama diumumkan.
Putra PM Najib Mikati, Maher, mengatakan kepada ICIJ bahwa keluarganya memiliki properti melalui perusahaan yang menawarkan lebih banyak “fleksibilitas” dalam hal penyewaan, perencanaan warisan, dan “potensi keuntungan pajak”.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa: “Menggunakan perusahaan di negara bebas pajak dapat dianggap sebagai bentuk penghindaran pajak untuk warga negara AS dan Eropa, tetapi ini tidak berlaku untuk warga negara Lebanon.”
Pakistan
Pandora Papers menunjukkan bahwa para anggota terkemuka dari pemerintahan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, para pendonor partainya, dan anggota keluarga jenderal-jenderal militer yang kuat di negara itu, memindahkan jutaan dolar kekayaan melalui perusahaan-perusahaan cangkang.
Dua anggota kabinet PP Khan, yaitu Menteri Sumber Daya Air Moonis Elahi dan Menteri Keuangan Shaukat Tarin, menonjol dalam kasus ini bersama lebih dari 700 warga Pakistan lainnya.
Pandora Papers tidak menyebut bahwa Imran Khan sendiri yang naik ke tampuk kekuasaan pada 2018 dengan janji untuk menangkap elit politik “korup” Pakistan, memiliki perusahaan cangkang.
Republik Ceko
Laporan itu mengatakan PM Ceko Andrej Babis memindahkan 22 juta Dolar AS atau sekitar Rp 320 miliar melalui perusahaan lepas pantai untuk membeli sebuah perkebunan di French Riviera pada tahun 2009 sambil merahasiakan kepemilikannya.
Babis, yang berbicara pada hari Minggu dalam debat TV menjelang pemilihan 8-9 Oktober, membantah melakukan kesalahan dan mengatakan uang yang disimpannya di bank Ceko, dikenakan pajak, itu uang saya, dan dikembalikan ke bank Ceko".
Azerbaijan
Penyelidikan menemukan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan keluarganya diam-diam terlibat dalam kesepakatan properti Inggris senilai lebih dari 400 juta pound atau sekitar Rp 8 triliun, menurut BBC.
File-file tersebut menunjukkan bagaimana keluarga Ilham Aliyev membeli 17 properti, termasuk blok kantor senilai 33 juta pound atau sekitar Rp 660 miliar di London untuk putra presiden yang berusia 11 tahun.
Kenya
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan enam anggota keluarganya telah dikaitkan dengan 13 perusahaan cangkang. Investasi luar negeri Kenyattas termasuk perusahaan dengan saham dan obligasi senilai 30 juta Dolar AS atau sekitar Rp 478 miliar.
Inggris
Tony Blair, perdana menteri Inggris dari tahun 1997 hingga 2007, menjadi pemilik gedung bergaya Victoria senilai 8,8 juta Dolar AS atau sekitar Rp 128 miliar pada tahun 2017 dengan membeli sebuah perusahaan Kepulauan Virgin Inggris yang memegang properti tersebut. Gedung yang dibelinya tersebut sekarang menjadi tempat firma hukum istrinya, Cherie Blair.
Tony Bliar dan istrinya membeli perusahaan itu dari keluarga menteri industri dan pariwisata Bahrain, Zayed bin Rashid al-Zayani. Membeli saham perusahaan tersebut dan kemudian membeli gedungnya, menyelamatkan Blairs dari pajak yang cukup besar, yaitu sekitar 400.000 Dolar AS atau sekitar Rp 5,8 miliar dalam pajak properti..
Blairs dan al-Zayanis keduanya mengatakan mereka awalnya saling tidak tahu pihak lain terlibat dalam kesepakatan itu. Seorang pengacara al-Zayanis mengatakan mereka mematuhi hukum Inggris.
Rusia
Seorang wanita Rusia Svetlana Krivonogikh menjadi pemilik apartemen Monaco melalui perusahaan lepas pantai yang didirikan di pulau Karibia Tortola pada April 2003, hanya beberapa minggu setelah dia melahirkan seorang gadis.
Pada saat itu, dia terlibat hubungan rahasia selama bertahun-tahun dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kata media investigasi Rusia Proekt.
Pandora Papers juga mengungkapkan kepala eksekutif stasiun TV terkemuka Rusia, Konstantin Ernst, mendapat diskon untuk membeli dan mengembangkan bioskop era Soviet dan properti sekitarnya di Moskow setelah, ia mengarahkan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi. Konstatin Ernst mengatakan kepada ICIJ bahwa kesepakatan itu bukan rahasia dan menolak saran bahwa dia diberi perlakuan khusus.
Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang vokal dalam isu antikorupsi, menggunakan jaringan perusahaan cangkang untuk membeli tiga properti kelas atas di London. Kantornya mengatakan itu adalah cara untuk melindungi dirinya dari “tindakan agresif” rezim pendahulunya, presiden pro-Rusia Viktor Yanukovich.
Chili
Dokumen yang bocor mengungkapkan Presiden Chili Sebastian Pinera, salah satu orang terkaya di negara itu, menggunakan perusahaan cangkang di British Virgin Islands untuk transaksi yang melibatkan proyek pertambangan Dominga, yang sebagian dimiliki keluarganya bersama seorang teman.
Pembayaran akhir atas penjualan tambang pada tahun 2011 bergantung pada penolakan pemerintah untuk menyatakan lokasinya di Chili tengah-utara sebagai cagar alam yang dilindungi, menurut laporan tersebut. Pemerintah – pada waktu itu dipimpin oleh Pinera – tidak melakukannya, meskipun ada seruan dari para pemerhati lingkungan, begitu pula pemerintah berikutnya.
Ketika penyelidik menyelidiki kasus ini beberapa tahun kemudian, Pinera mengatakan dia tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan dan bahkan tidak menyadari hubungannya dengan Dominga. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu dari kantor presiden mencatat bahwa jaksa dan pengadilan memutuskan pada tahun 2017 bahwa tidak ada kejahatan yang dilakukan dan Pinera tidak terlibat.
Montenegro
Presiden Montenegro Milo Djukanovic dan putranya pada tahun 2012 diduga menyembunyikan kekayaan mereka di jaringan perusahaan yang rumit. Kantor Djukanovic mengatakan bahwa dia dan putranya pada tahun 2012, saat tidak menjabat. Setelah dia menjadi perdana menteri pada tahun yang sama, Djukanovic mengalihkan semua hak kepada putranya.
Brazil
Dokumen tersebut menunjukkan Menteri Ekonomi Brasil Paulo Guedes memiliki investasi jutaan dolar di sebuah perusahaan cangkang bernama Dreadnoughts International di British Virgin Islands.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui kantornya, Paulo Guedes mengatakan dia memberikan semua informasi yang diperlukan kepada Komisi Etik Publik ketika dia menjabat di pemerintahan pada 2019.
Meksiko
Tiga konglomerat bisnis Meksiko terkemuka dengan kekayaan gabungan sekitar 30 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 43 triliun, termasuk di antara mereka yang disebutkan dalam Pandora Papers.
Ketiganya adalah raja pertambangan Larrea Jerman, pewaris bir Modelo Maria Asuncion Aramburuzabala dan Olegario Vazquez Aldir, yang mengepalai Grupo Empresarial Angeles.
China
Satu-satunya politisi China yang disebutkan dalam Pandora Papers adalah pengusaha wanita yang menurut laporan itu mendirikan perusahaan cangkang untuk memperdagangkan saham AS. Dia adalah Feng Qiya, seorang delegasi ke kontes parlemen tahunan China, Kongres Rakyat Nasional, yang pada tahun 2016 mendirikan sebuah perusahaan cangkang di British Virgin Islands bernama Linkhigh Trading Ltd. untuk melakukan transaksi.
Perusahaan memiliki aset 2 juta Dolar AS atau sekitar Rp 29 miliar dan terdaftar di Komisi Sekuritas dan Bursa AS, tetapi saat ini tidak aktif, kata ICIJ.
Hongkong
Dua mantan pemimpin Hong Kong disebut namanya dalam kebocoran Pandora Papers. Yaitu Leung Chun-ying, atau CY Leung, dilaporkan tidak mengumumkan penghasilannya dari penjualan saham perusahaan Jepang saat masih menjabat sebagai kepala eksekutif wilayah China. Tung Chee-hwa, seorang miliarder, diduga mendirikan perusahaan cangkang setelah dia pensiun dari jabatannya.
CY Leung adalah pemimpin Hong Kong antara 2012 dan 2017, sementara Tung adalah kepala eksekutif pertama kota itu setelah penyerahan Hong Kong ke China pada 1997. Dia tetap memimpin hingga 2005.
Kedua pria itu sekarang menjabat sebagai anggota senior komite penasihat untuk pemerintah China dan ada laporan bahwa CY Leung akan mencalonkan diri lagi karena masa jabatan kepala eksekutif Hong Kong saat ini, Carrie Lam, akan berakhir.
India
Pandora Papers menunjukkan bahwa pengusaha Anil Ambani dan perwakilannya memiliki setidaknya 18 perusahaan cangkang di Jersey, Kepulauan Virgin Inggris, dan Siprus. Didirikan antara 2007 dan 2010, tujuh dari perusahaan ini telah meminjam dan menginvestasikan setidaknya 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,9 triliun.
Pada tahun 2020, menyusul perselisihan dengan tiga bank yang dikendalikan negara China, Anil Ambani sebagai ketua Reliance Group, mengatakan kepada pengadilan London bahwa kekayaan bersihnya adalah nol.
Indonesia
Majalah Tempo adalah satu-satunya media di Indonesia yang terlibat dalam penyusunan laporan Pandora Papaer ini. Menurut Tempo edisi terakhir, ada lima tokoh dari Indonesia yang masuk daftar masing-masing Luhut Binsar Panjaitan, Airlangga Hartarto dan adiknya Gautama Hartarto, Edward Seky Soeyadjaya dan keluarga Ciputra. Kelima pihak yang disebut itu sudah berusaha dikonformasi oleh wartawan Tempo, kebanyakan membantah. (*)
Advertisement