Siap Amankan Pemilu, Polisi Banyuwangi Gelar Simulasi Sismpamkota
Pemilu tahun 2024 tinggal beberapa bulan lagi. Polisi telah menyiapkan pengamanan pelaksanaan pesta demokrasi 5 tahunan itu. Salah satunya dengan melakukan simulasi sistem pengamanan kota (Sispamkota).
Simulasi ini untuk menyiapkan personel untuk agar siap menghadapi eskalasi terburuk dalam pengamanan Pemilu nanti.
Simulasi ini digelar di depan Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa, 17 Oktober 2023. Latihan pengamanan ini melibatkan ribuan personel dari Kepolisian, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan, KPUD Banyuwangi, Bawaslu Banyuwangi dan instansi terkait lainnya.
“Ribuan personel melaksanakan Sispamkota dalam operasi Mantab Brata 2023-2024. Ada beberapa tahapan yang sudah kita gladikan,” jelas Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Deddy Foury Millewa.
Dalam simulasi tersebut, digambarkan adanya protes salah satu pendukung calon yang tidak terpilih. Mereka melakukan unjuk rasa menuntut KPUD dibubarkan dan Ketua KPUD mundur. Karena tuntutannya tidak dipenuhi, massa pendukung salah satu calon ini menjadi liar.
Aksi massa semakin tidak terkendali. Mereka membakar ban di tengah jalan sebagai wujud ketidakpuasan. Petugas Dalmas Polresta Banyuwangi turun untuk membubarkan aksi massa.
Sejumlah gas air mata ditembakkan petugas. Tindakan tegas polisi tidak menyurutkan massa pengunjuk rasa. Sehingga terjadi aksi saling dorong dan saling pukul antara massa dengan petugas.
Sehingga diturunkan satu peleton Brimob untuk membubarkan aksi unjuk rasa anarkis. Petugas terpaksa melepaskan tembakan dengan peluru hampa untuk mengurai massa.
Tidak hanya itu, satu unit water cannon juga dikerahkan. Sedikit demi sedikit massa mulai terdorong mundur. Mereka sempat berulah dengan menjarah toko yang ada di jalan. Namun akhirnya petugas berhasil membubarkan massa.
Deddy, panggilan Kapolresta Banyuwangi, menyatakan, Polresta Banyuwangi telah mengantisipasi beberapa kerawanan yang ada untuk diantisipasi. Titik rawan yang dimaksud, kata Dia, adalah segala macam bentuk ketidaknyamanan dan ketidakamanan yang berpotensi terjadi.
Kerawanan ini, menurutnya tidak hanya kerawanan keamanan tetapi juga kerawanan bencana. Di Banyuwangi titik rawan bencana umumnya berada di Banyuwangi bagian barat. Khususnya yang berdekatan dengan gunung. Karhutla juga menjadi salah satu kerawanan yang diantisipasi.
“Titik rawan dalam tiap tahapan yang sudah kita baca dan kita eliminir kita mitigasi, kita latihkan kepada rekan-rekan baik TNI maupun Polri,” tegasnya.
Dia menegaskan, situasi dalam simulasi Sispamkota itu adalah kondisi paling ekstrem. Sejauh ini, menurutnya, tidak ada potensi kerawanan hingga seperti itu. Dia menegaskan, simulasi ini dilakukan pada kondisi situasi paling rawan atau di tahap merah.
“Jadi ini bukan kondisi sebenarnya yang akan terjadi. Insya Allah dari informasi intelijen tidak ada kondisi hingga seperti ini. Melalui simulasi ini kita siapkan kesigapan anggota dalam titik paling klimaks,” ujarnya.
Untuk pengamanan Pemilu nanti, lanjutnya, melibatkan 800 personel gabungan dari TNI dan Polri serta instansi terkait. Khusus untuk kepolisian, dibagi menjadi 8 rayon pengamanan.
“Semuanya sudah kita petakan berdasarkan perkiraan intelijen, kita datakan dan juga nanti ada BKO dari Brimob,” ujarnya.