Siaga Hipertensi-Diabetes, Dinkes Surabaya Anjurkan Cek Kesehatan
Setelah satu bulan menjalani ibadah puasa, masyarakat secara leluasa mengonsumsi makanan yang bisa saja menimbulkan masalah kesehatan pada perayaan hari raya Idulfitri, seperti makanan yang berkalori tinggi.
Ketua Tim Kerja Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nur Laila menyampaikan, penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol, asam urat, stroke, jantung, dan gerd atau gastritis (maag) bisa menjangkit masyarakat karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
“Makanan yang disajikan memang beragam, ada yang manis, berlemak, pedas, hingga minuman dingin. Semua itu boleh dikonsumsi tetapi harus dibatasi. Kalau tidak dikontrol maka akan muncul gangguan kesehatan,” katanya, Kamis 18 April 2024.
Laila juga menjelaskan, selama bulan puasa hingga libur lebaran pada periode 6-15 April 2024, penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien adalah hipertensi, diabetes, sakit kepala, gerd atau gastritis (maag), dan diare.
“Tidak menutup kemungkinan terjadi diare karena banyak orang-orang saat mudik, lupa mencuci tangan. Jadi mereka sudah menyentuh banyak hal, lalu langsung makan ketika disuguhkan makanan. Ini yang bisa menyebabkan diare pada saat momen lebaran,” jelasnya.
Laila menjelaskan, kasus rujukan di fasilitas kesehatan didominasi oleh penderita hipertensi, yang kemudian disusul oleh penderita diabetes. Jumlah kunjungan hipertensi dan diabetes di puskesmas selama libur lebaran didominasi oleh penduduk pra-lansia, yaitu 45-59 tahun. Serta, lansia yang berusia lebih dari 60 tahun.
“Ini yang perlu diwaspadai, jangan lupa kontrol untuk penderita hipertensi, diabetes, stroke, dan jantung. Penyebab terjadinya penyakit tidak menular saat lebaran itu biasanya adalah makanan, banyak berlemak, atau terlalu banyak mengonsumsi manis,” terangnya.
Oleh karena itu, Dinkes Kota Surabaya melakukan berbagai upaya promotif dan preventif untuk pencegahan penyakit tidak menular selama libur lebaran.
Upaya tersebut adalah dengan sosialisasi, melaksanakan skrining, dan menganjurkan kepada masyarakat agar mengonsumsi makanan yang sehat, dan rutin melakukan olahraga minimal 30 menit per hari.
“Bagi orang yang bukan penderita diabetes maksimal dapat mengonsumsi gula sebanyak 4 sendok makan, sedangkan garam ½ sendok teh, dan lemak 5 sendok makan,” ujar Laila.
Apabila sudah menderita penyakit degeneratif, masyarakat diharapkan melakukan kontrol kesehatan secara rutin di puskesmas terdekat. Selain itu, bisa dilakukan pula di Posbindu (Pos Binaan Terpadu).
“Kasus degeneratif seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke dan asam urat, kolesterol, dan obesitas, harus cek kesehatan dan kontrol kesehatan. Sehingga bisa minum obat secara rutin agar kondisinya tetap stabil,” kata dia.
Nur Laila mencontohkan, banyak penderita hipertensi yang tidak mengalami gejala tetapi tekanan darah mengalami peningkatan. Karenanya perlu adanya monitoring tekanan darah secara rutin. Warga juga bisa memanfaatkan layanan home care yang tersedia pada 57 puskesmas di Kota Surabaya.
“Petugas dibantu oleh mahasiswa magang atau MSIB akan mengunjungi penderita hipertensi untuk mendekatkan pelayanan. Sebab keluhan yang paling banyak tahun ini adalah hipertensi dan diabetes. Jadi pemantauan akan tetap dilakukan oleh puskesmas,” pungkas Laila.