Si Komo Suka Mogok, Pemain Persedikab Kediri Diangkut Truk Pasir
Macet lagi, jalanan macet, Gara-gara Si Komo lewat
Pak polisi jadi bingung, Orang-orang ikut bingung
Begitu penggalan lirik lagu berjudul Si Komo, populer di tahun 1990an. Kisah Si Komo, bus milik Persedikab Kediri, sedikit mengingatkan tentang karakter komodo dalam lagu tersebut. Keduanya memiliki nama yang sama, muncul di era yang sama, juga sama-sama berkawan dengan mogok.
Si Komo Sering Mogok
"Julukan Si Komo memang sudah lama, sejak lagi hits video lagu anak-anak berjudul si Komo dulu, mungkin karena itu," kata Dimas Andhika, Media Officer Persedikab Kediri, Minggu 10 Oktober 2021.
Bedanya, jika Si Komo dalam lagu jadi penyebab mogok, maka Si Komo milik Persedikab langganan mogok jika dipakai keluar. Akibatnya sebulan terakhir, manajemen tim sepak bola Persedikab memarkir sementara armada bus mini warna putih biru yang biasa mereka pergunakan sejak era tahun 90an tersebut.
Sebagai gantinya, pihak manajemen telah memakai fasilitas bus pinjaman milik pemda, buatan tahun 1994. Bus yang terlihat masih bagus jika dibandingkan Si Komo, bus milik salah satu sekolah sepak bola di Kabupaten Kediri.
Si Komo kini hanya terparkir di salah satu rumah warga di Kabupaten Kediri. "Untuk bus yang lama, kami titipkan di salah satu rumah warga yang ada di wilayah Kecamatan Kayen Kidul, dekat lapangan, " kata Dimas Andhika, Media Officer Persedikab Kediri, Minggu 10 Oktober 2021.
Tumpangan Utama Bledug Kelud
Bagi manajemen, bus buatan tahun 1980an tersebut memiliki nilai historis yang cukup panjang, menemani klub berjuluk Bledug Kelud dalam mengarungi Liga III. Bahkan manajemen kini masih merencanakan menggunakan Si Komo sebagai tumpangan calon generasi penerus Persedikab.
Meski jika melihat kondisi sekarang, rasanya musykil terjadi. "Rencana mau dipakai klub sepak bola Tripel S, tapi lihat kondisinya dulu ya Pak. Bus itu memang suka mogok," papar pria yang juga berprofesi sebagai guru ini.
Bagi Dimas Andhika dan tim, bus Mercy berkapasitas sedikitnya 25 penumpang tersebut memiliki kenangan yang tak terlupakan hingga sekarang. "Sering susahnya, acap kali mogok. Pernah suatu kali di tahun 2018, saat kami bertanding di Blitar, bus itu mendadak mogok di Jalan Lahar Sumber, Ngelegok. Akhirnya pemain terpaksa diangkut truk pasir. Saat itu kami tanding lawan Blitar Putera, di babak penyisihan Liga III," kenangnya.
Beruntung ketika itu Persedikab masih bisa datang ke stadion Gelora Penataran dan bisa ikut bertanding. Sepulang bertanding, dalam perjalanan, bus berjuluk Si Komo tersebut, ternyata mogok kembali. "Malam harinya juga mogok, pas kami menjemput pemain yang dirawat di rumah sakit Kota Blitar. Kami harus menunggu 4 jam, pukul 22.00 WIB bus baru bisa menyala dan akhirnya kami bisa pulang, kisahnya.
Bus yang aktif mengantar pemain sejak tahun 1990an itu, sering mengalami kerusakan pada pompa BBM, juga lampu mobil mendadak mati pada saat berangkat malam. Kondisi gangguan teknis sangat banyak dialami oleh tim ketika itu. "Sebenarnya sebelum berangkat semuanya sudah kami siapkan, tapi ya tetap terjadi gangguan teknis," paparnya.
Terakhir kali bus dipakai oleh tim ketika bertanding melawan Persiter Ternate tahun 2019 silam, di liga III.
Advertisement