Si Cowboy, Menuai Akibat Sok Gagah
Seorang wartawan senior terkenal Amerika Serikat, Robert Woodward dalam bukunya menulis bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak awal Februari 2020 mengetahui bahwa virus Corona itu sangat berbahaya, menular cepat, bertebaran diudara dan mematikan.
Tetapi Presiden AS itu tidak peduli dan bahkan ia tidak mau memakai masker dan baru memakainya pada akhir Agustus. Itu pun terpaksa sesuai aturan pada acara yang diselenggarakan oleh militer.
Setelah buku itu terbit awal minggu ini, Presiden Trump dengan enteng berdalih dengan mengatakan bahwa ia sengaja tidak mengatakan yang sesungguhnya dengan alasan mencegah masyarakat panik.
Akibat sikap Presiden tersebut, warga Amerika juga meremehkan Corona yang mengakibatkan korban berjatuhan dan Amerika Serikat tercatat negara yang mempunyai korban terbesar didunia dengan jumlah kematian di atas 190 ribu sampai akhir Agustus.
Muncul kritik keras publik Amerika Serikat khususnya para Gubernur Negara Bagian sebagai pihak yang bertanggung jawab di negara bagian masing-masing.
Presiden negara Super Power tersebut mempunyai persepsi yang salah. Bukannya berterus terang yang diikuti kebijakan yang tepat. Tetapi malah menyepelekan persoalan yang berakibat fatal. Ia berlagak seorang cowboy, sok gagah-gagahan.
Korban jiwa yang besar rakyat Amerika dianggap angin lalu, suatu yang biasa. Ada yang menilai sikap presiden tersebut “ tricky”, suatu taktik licik. Kalau Corona bisa diatasi cepat, ia akan berkata, "Akulah Yang Bisa Mengatasinya dengan Sikapku Yang Tidak Gentar terhadap Corona". Tentu dengan harapan terpilih lagi dalam Pilpres pada November mendatang. Populisme Yang Gagal.
Untung di Amerika, tidak di Indonesia.
Dr. KH As'ad Said Ali
(Pengamat Sosial Politik, tinggal di Jakarta).