Shopee PHK Karyawan di Indonesia, Ini Penyebabnya

Raksasa lapak online Shopee melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sekitar 3 persen karyawannya di Indonesia. Langkah serupa juga dilakukan di sejumlah negara, baik di Asia pun di Amerika.

Shopee PHK Karyawan

Pengumuman PHK oleh Shopee dikeluarkan untuk karyawan di Indonesia, China, dan Singapura.

Mengutip dari Tech In Asia, ada sekitar 180 karyawan atau sekitar 3 persen dari seluruh karyawan Shopee di Indonesia, yang kena PHK.

Serupa, karyawan di China dan Singapura juga akan mengalami pengurangan, meski tidak disebutkan jumlahnya.

Shopee menyebut, langkah efisiensi dilakukan lantaran penyesuaian dengan berubahnya kebijakan bisnis perusahaan.

"Kondisi ekonomi global meminta kami beradaptasi lebih cepat dan mengevaluasi bisnis agar lebih efisien. Ini keputusan yang sangat sulit," kata Radynal Nataprawira, Manajer Umum Shopee Indonesia.

Menurut Kumparan, pemecatan dialami oleh kepala departemen atau direktur, manajer senior hingga manajer junior, serta staf. Mereka mendapat pemberitahuan PHK per Senin, 19 September 2022.

Karyawan yang di PHK akan menerima sejumlah kompensasi mengikuti aturan ketenagakerjaan, termasuk tambahan upah bulanan. Mereka juga masih menerima asuransi kesehatan hingga akhir 2022.

PHK di Negara Lain

Tak hanya di Asia, Shopee juga melakukan efisiensi di sejumlah negara lain. Awal bulan ini, Shopee menuntut operasinya di Argentina, Chile, Kolombia, dan Meksiko, di benua Amerika.

Pada Juni, Shopee juga melakukan efisien pada pekerja ShopeeFood dan ShopeePay di sejumlah pasar internasional.

Efisiensi juga dialami oleh grup induk Shopee, Sea Group. Pimpinan di grup tersebut tak akan mendapatkan kompensasi dalam bentuk uang, hingga tercapai titik kecukupan, menurut keterangan CEO Forrest Li.

Staf Sea juga diminta memakai kelas bisnis ketika bepergian, dan ada pagu pengeluaran maksimal untuk kebutuhan akomodasi dan makan saat melakukan perjalanan bisnis.

Perusahaan yang berbasis di Singapura itu, telah kehilangan sekitar USD170 miliar sejak Oktober. Sahamnya turun 2,6 persen sebelum pasar di Amerika Serikat dibuka. Secara umum sahamnya melorot 72 persen tahun ini.