Gandeng Taufik Monyong, M. Sholeh Makin Optimistis
Bakal Calon Wali Kota Surabaya jalur independen yang juga pengacara Kota Surabaya, M. Sholeh, akhirnya secara resmi menggelar deklarasi nama Cawawali yang ia gandeng untuk maju dalam Pilkada Surabaya 2020. Sholeh menggandeng Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur Taufik Hidayat alias Taufik Monyong.
Didampingi puluhan relawannya, Sholeh dan Taufiq kompak mengenakan kemeja putih, seperti deklarasi Joko Widodo-Jusuf Kalla di 2014. Keduanya melakukan deklarasi pada Kamis 14 November 2019 di depan rumah HOS Tjokroaminoto Surabaya, yang terletak di Jalan Peneleh gang VII no 29.
"Sore ini, kami berdua hadir di rumah bersejarah ini untuk menyatakan deklarasi. Deklarasi untuk menwujudkan Surabaya merakyat," kata Sholeh.
Sholeh mengatakan, pemilihan rumah HOS Tjokroaminoto merupakan ide dari Taufik. Menurutnya, lulusan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya ini ingin meniru para pahlawan yang membawa Indonesia Merdeka.
Seperti diketahui, di rumah tersebut, pernah berguru tiga orang yang memiliki alur berbeda dalam memperjuangkan Indonesia untuk merdeka. Mulai dari Presiden pertama Indonesia Soekarno, pencetus konsep Negara Republik Indonesia Tan Malaka, pemimpin DI/TII dan Negara Islam Indonesia Kartosoewirjo, hingga dua tokoh partai Komunis Indonesia Semaoen dan Musso.
"Di langgar ini para tokoh mewujudkan Indonesia Merdeka. Kami ingin mendapat risalah sabdo pandita. sehingga apa yang akan di dawuhkan itu nantinya bisa kita lakukan untuk Surabaya lima tahun ke depan," kata Taufik.
Menurut Sholeh, keinginannya mencari Cawawali sudah ia gaungkan beberapa saat setelah ia deklarasi pada Juli 2019, namun ia belum menemukan yang cocok dengan dirinya. Pada akhirnya ia memilih Taufik karena menurut Sholeh, visi dan misi Taufik sesuai dengan keinginnanya.
"Beberapa bulan terakhir saya memang cari sosok. Sosoknya yang pas dengan keinginan dan program saya. Bukan sekedar untuk pasang-pasangan. Tapi yang bisa mendongkrak elektabilitas," kata Sholeh.
Selain sejalan dalam visi misi, Sholeh mengatakan, bahwa ia sudah kenal Taufik sejak lama. Mereka sudah berteman semenjak duduk di bangku kuliah.
"Sudah kenal lama. Sama-sama aktivis juga," katanya.
Sholeh yakin, dirinya dan Taufik akan lebih bagus pergerakannya dibanding tokoh-tokoh lain yang telah muncul, atau didengungkan untuk menggantikan Tri Rismaharini yang akan purnatugas pada tahun 2021.
"Kami yakin lah, Insya Allah akan lebih bagus. Kenapa? karena semua calon tidak ada yang elektabilitasnya 80 persen. Artinya, semua punya start dan peluang yang sama," kata Sholeh.
Selain itu, dengan deklarasi ini, ia berharap bisa menjadi pilihan lain masyarakat Surabaya yang bosan dengan calon dari partai politik. Bukan hanya itu, ia ingin dirinya dan Taufik bisa menjadi lembaran baru bagi masyarakat Surabaya.
"Kami ingin sadarkan publik kalau kita tidak boleh terjebak dan mengkultuskan seseorang. Undang-undag tidak mengakomodir hal itu. Maksimal, Risma hanya dua periode, mau tidak mau ya selesai. Kita harus bicara lembaran baru," katanya.
Ia mengatakan, pemilihan Taufik bukan tanpa alasan. Ia menganggap, apa yang ia dan Taufik lakukan selama ini bisa memuaskan warga Surabaya. Baik dari sisi advokasi, kepedulian publik, hingga kepedulian terhadap seni dan budaya.
"Kita sudah banyak berbuat untuk warga. Kita punya rekam digital yang bisa diakses oleh warga, saya sudah berbuat apa, Taufik sudah berbuat apa. Tahu semua," katanya.
Setelah deklarasi ini, Sholeh mengatakan, akan kembali berusaha untuk menjaring KTP warga Surabaya guna maju jalur independen.
"Kita berusaha untuk selesaikan persyaratan. Sekarang saya sudah ada 90 ribu KTP. Untuk memudahkan, nanti kami akan launching aplikasi, agar masyarakat Surabaya yang di luar Surabaya bisa mendukung kami juga. Kan cuma kurang 40 ribuan KTP," katanya.
Advertisement