Sheikh Zayed, Nama di Balik Masjid Hadiah Pangeran Abu Dhabi
Pembangunan Masjid Sheikh Zayed resmi dimulai di Solo, Jawa Tengah.
Acara peletakan batu pertama atau ground breaking pembangunan Masjid Syekh Zayed telah berlangsung, pada Sabtu 6 Maret 2021.
Siapakah sesungguhnya Sheikh Zayed? Sosok ulama yang menjadi nama masjid baru ini? Berikutnya tertulis Syekh Zayed.
Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan merupakan Presiden pertama Uni Emirat Arab (UEA). Syekh Zayed menjadi penguasa Uni Emirat Arab sejak 1966. Dia lahir di Abu Dhabi, tahun 1918.
Syekh Zayed adalah anak bungsu dari Sultan bin Zayed Al Nahyan, penguasa Abu Dhabi, tahun 1922-1926.
Sebelum menjadi Presiden Uni Emirat Arab, Syekh Zayed menjadi Gubernur di Alain, tahun 1946. Dia juga tercatat telah mendirikan Sekolah Al Nahyan, pada tahun 1959.
Bahkan, seperti dilansir situs Kedutaan Besar UEA, uae-embassy.org, Senin 8 Maret 2021, dia juga membangun pasar dan masjid pertama di Alain.
Pada 6 Agustus 1966, Syekh Zayed melanjutkan kekuasaan sang kakak laki-laki, yakni Syekh Shakhbut bin Sultan Al Nahyan.
Sebab, sang kakak telah lebih dulu menjabat sebagai penguasa Abu Dhabi dengan persetujuan dari seluruh Anggota Keluarga Bangsawan Al-Nahyan.
Pada 1971, Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan bersama Syekhh Rashid bin Saeed Al Maktoum menandatangani persetujuan demi membentuk sebuah Federasi antara Abu Dhabi dan Dubai.
Alhasil, terbentuklah Uni Emirat Arab, dan tidak lain merupakan federasi dari tujuh wilayah ke-Emir-an, dan Syekh Zayed sebagai presiden pertama.
Syekh Zayed terus berperan di dunia politik UEA. Bersama dengan Emir Kuwait Syekh Jaber Al Ahmad Al Sabbah, ia meletakkan landasan bagi terbentuknya Dewan Kerjas Sama Negara Teluk (Gulf Countries Cooperation Council – GCC Council), pada tanggal 25 Mei 1981.
Kekuasaan Syekh Zayed diteruskan oleh putranya, yakni Syekh Khalifa bin Zayed Al Nahayan, dan itu mencakup sebagai Presiden UEA dan juga Penguasa Abu Dhabi.
Syekh Zayed meninggal dunia tahun 2004, dan dimakamkan di pelataran tengah Masjid Agung Syekh Zayed, Abu Dhabi, UEA, pada 3 November 2004.
Hadiah Masjid Baru
Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, serta sejumlah perwakilan Abu Dhabi turut hadir di acara itu. Masjid ini dibangun di lahan bekas depo Pertamina di Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Selain itu, ternyata masjid ini dibangun sebagai hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Mohammaed bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Anggaran pembangunan masjid seluas 3 hektare ini digelontorkan UEA sebesar Rp300 miliar.
Pembangunan masjid diperkirakan memakan waktu 1.5 tahun, dan ditargetkan tuntas pada tahun 2022 mendatang. Masjid ini diperkirakan mampu menampung 12 ribu jamaah. Masjid Raya Syekh Zayed Solo ini merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA.