Shalawat Nabi, Zikir Tanpa Hijab Menyebut Kekasih Allah Ta'ala
KH Afifuddin Muhajir, salah seorang Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo berpesan: "Rasulullah satu-satunya pintu menuju Allah. Perbabanyaklah baca shalawat".
Begitu pentingnya Shalawat Nabi, ada wasiat dari KH M.Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul). Berikut di antara pesan kalamnya:
"Orang yang membaca shalawat, maka ia akan merasakan surganya dunia, sebelum merasakan surganya akhirat, dan sholawat itu penerang hati".
"Makhluk tidak bisa cinta dengan Allah kecuali melalui Rasulullah".
"Sebaik-baik dan seindah-indah lamunan / khayalan, ialah menghadirkan Kekasih Hati (Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam)".
"Akhir zaman yang seperti ini jalan yang paling mudah menuju hadhrat Allah adalah dengan memperbanyak shalawat".
"Aku dijalankan guruku di jalan shalawat, maka aku juga menjalankan muridku di jalan shalawat (memperbanyak baca shalawat)".
"Orang yang bershalawat berarti orang itu telah menyebut kekasih Allah maka orang itu sama saja berdzikir/menyebut Allah tanpa hijab".
"Memuji Rasulullah adalah jalan yang paling dekat untuk mencapai maqom muqarrabin (orang-orang yang dekat dengan Allah)".
"Siapapun yang suka memuji, menyanjung dan membesarkan Rasulullah setiap detik maqomnya naik. kedudukan dan martabatnya di sisi Allah itu bertambah mulia setiap detiknya".
"Amalan yang paling hebat dari segala amalan adalah shalawat yang tidak berhuruf dan tidak bersuara. Banyak orang mencari dan bertanya-tanya apakah shalawat itu. Shalawat yang tidak berhuruf dan tidak bersuara ialah mutaba'ah dengan Rasulullah SAW (mengikuti dan mengamalkan sunnahnya Rasulullah SAW) yang dzahir maupun yang batin, sambil mengingat bahwa ini pekerjaan Rasulullah SAW, karena tersembunyi hingga malaikat tidak sanggup mencatat amalnya dan hanya Allah yang tahu kadar balasan pahalanya".
Demikian penjelasan KH M.Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul). Semoga bermanfaat.
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس