Doa Shalawat Nabi Paling Mujarab Syaikhona Kholil Bangkalan
Syaikhona Kholil bin Abdul Lathif Bangkalan, dikenal sebagai ulama legendaris, guru para kiai di Jawa. Syaikhona Kholil meninggalkan ilmu kepada para santrinya, yang kemudian menjadi ulama dan pejuang Islam.
Syaikhona Kholil Bangkalan meninggalkan doa dan shalawat yang bisa diamalkan umat Islam.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مَا شَا اللهُ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِا اللهِ، اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَ عَلَا عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، حَسْبُنَا اللهُ وَ نِعْمَ اْلوَكِيْلُ، نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ، وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بَا اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، لَا اِلَهَ اِلَّا اللهِ مُحَمَّدُ رُّسُوْلُ اللهِ (سكالي)
اَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ (١٠٠٠ كالى)
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Masya Allahu
Laa quwwata illa billahil aliyyil azhiim.
Assalamu’alayna wa alaa ibadillahish-shalihiin,
Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal mawla wa ni’man nashiir, walaa haula walaa quwwata illa billahil aliyyil azhiim
Laa ilaha illallaahu Muhammadur-rasulullaah (1 kali).
Allahumma shalli wasallim wabaarik alaa sayyidinaa Muhammadin wa alaa aali sayyidinaa Muhammad (1000x).
Fadhilahnya:
Untuk menghilangkan segala kesusahan dan menghasilkan apa yang dimaksud.
Ijazah dari H. Ahmad Zaini Tarsyid, almaghfurlah, dari KH. Syarwani Abdan Bangil, dari KH. Abdullah bin Yasin Pasuruan, dari Kiai Muhammad Kholil Bangkalan.
Tentang Pribadi Syaikhona Kholil
Hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kiai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan yang teramat sangat.
Karena hari itu, dari rahim istrinya lahir seorang anak laki-laki yang sehat, yang diberinya nama Muhammad Kholil, yang kelak akan terkenal dengan nama Mbah Kholil.
KH. Abdul Lathif sangat berharap agar anaknya di kemudian hari menjadi pemimpin umat, sebagaimana nenek moyangnya. Seusai mengadzani telinga kanan dan mengiqamati telinga kiri sang bayi, KH. Abdul Lathif memohon kepada Allah agar Dia mengabulkan permohonannya.
Mbah Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kiai Hamim, anak dari Kiai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang dia masih terhitung keturunannya.
Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat. Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat yang istimewa, kehausannya akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu, sangat luar biasa. Bahkan ia sudah hafal dengan baik Nazham Alfiyah Ibnu Malik (seribu bait ilmu Nahwu) sejak usia muda. Untuk memenuhi harapan dan juga kehausannya mengenai ilmu Fiqh dan ilmu yang lainnya, maka orang tua Mbah Kholil kecil mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu.