Shalawat Bergaung Menyambut Kedatangan Nabi di Madinah
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH M Cholil Nafis mengungkapkan, keterkaitan antara seni dan dakwah sudah terjadi sejak zaman rosulullah saw. Beliau pertama kali memulai peradaban dari seni.
“Ketika Nabi Hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau disambut dengan sholawat Thola’al Badru Alaina, dan itu adalah sebuah seni”, ujar Kiai Cholil, dikutip 2 Agustus 2022.
Pada zaman Wali Songo, penyebaran agama Islam dilakukan dengan metode pendekatan pada kearifan lokal yang ada, salah satunya adalah melalui kesenian. Jika dipahami lebih mendalam, seni dan dakwah sebenarnya adalah dua hal yang sama dengan versi yang berbeda. Hal tersebut disampaikan oleh Kiai Cholil Nafis pada kegiatan Multaqa, FGD dan Rakornas LSBPI MUI.
“Dakwah dan seni tu sebenarnya sama, hanya versinya yang berbeda. Seni disentuh dari sisi ihsannya sementara dakwah disentuh dari sisi Islamnya. Yang dibangun oleh pendakwah kita dalam akidah disentuh dari imannya,” ujarnya.
Perkembangan Seni dalam Islam
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa perkembangan seni yang ada di Indonesia saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi mampu merubah cara pandang seseorang dan memberikan jalan yang mudah untuk proses berdakwah.
”Saya dulu punya pemikiran bahwa menonton bioskop itu buruk, dan orang yang doyan maksiat. Tapi Ketika Ada Ayat – Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan film Islami lainnya membuat presepsi saya aitu berubah, bahwa ternyata film itu adalah sarana untuk dakwah, dan orang mau berkarya, menyampaikan pesan lewat film, sehingga film tidak lagi konotasi maksiat,” katanya menjelaskan, seperti dilansir mui-digital.
Dalam penyaimpaiannya di ruang FGD LSBPI MUI, Kyai Cholil menyampaikan bahwa penyempurnaan seluruh aspek keislaman itu ada pada seni.
“Menurut saya penyempurna dari dakwah kita di MUI atau penyempurna dari seluruh aspek keislaman kita (iman dan Islam) adalah ihsan, dan ihsan ada pada seni. Seni ini adalah upaya mengungkapkan atau menampilkan rasa dalam visual. Bisa dalam bentuk tulisan, film dan sebagainya. Hal – hal yang sifatnya akulturasi, seni, itu sangat mencair, dan di situ lah nafas nafas Islam. Tinggal tugas nya LSBPI MUI untuk menemukan bagaimana caranya agar bisa memasukkan nilai – nilai dakwah di dalam seni, dan seni itu menjadi nafasnya dakwah,” tuturnya.