Shalat Tasbih, Ternyata Atasi Masalah Depresi
Belakangan ini, cukup banyak orang menunjukkan kegilaan, depresi dan stress. “Saya, terus terang, ingin terhindar dari masalah tersebut. Pak Kiai, apakah ada resep khusus untuk mengatasi masalah tersebut sebagai solusinya?”
Demikian Harun Ismanto, warga Kaliburuh Surabaya pada ngopibareng.id, menanyakan hal itu. Untuk menanggapi hal itu, berikut ulasan KH Luthfi Bashori, Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) Singosari Malang:
Dari shahabat Abdullah bin Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW mengajari Sayyidina Abbas bin Abdil Mutthalib RA : `Wahai Abbas, Wahai pamanda, maukah engkau aku beri? maukah engkau aku hadiahi? maukah engkau aku cintai? maukah engkau aku ajari sepuluh hal, jika engkau melakukannya maka Allah akan mengampuni dosa-dosamu semuanya, baik dosa yang terdahulu maupun yang akan datang, baik dosa yang lama maupun yang baru, baik dosa yang tidak sengaja maupun yang sengaja, baik dosa yang kecil maupun yang besar, baik dosa yang tersembunyi maupun yang terang-terangan.
Adapun sepuluh hal tersebut adalah: engkau shalat empat rakaat, engkau baca Alfatihah dan satu surat pada setiap rakaat. Jika selesai membaca surat pada rakaat pertama dan engkau masih berdiri, maka bacalah : subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, wallahu akbar, sebanyak lima belas kali.
Kemudian engkau ruku` dan bacalah (maksudnya : subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, wallahu akbar) sebanyak sepuluh kali. Kemudian engkau berdiri dari ruku` dan bacalah sepuluh kali. Lantas engkau bergerak untuk sujud dan bacalah tatkala engkau sujud sepuluh kali. Berikutnya engkau bangun dari sujud (untuk duduk) maka bacalah sepuluh kali. Lantas engkau sujud (lagi) dan bacalah sepuluh kali. Kemudian engkau bangun dari sujud (untuk duduk sejenak sebelum berdiri) maka bacalah sepuluh kali. Nah, jika dijumlah maka engkau membacanya sebanyak tujuh puluh lima kali pada setiap rakaat.
Engkau lakukan semua itu pada empat rakaat. Jika engkau mampu maka amalkanlah (Shalat Tashbih ini) setiap hari sekali, jika tidak mampu maka lakukan pada setiap Jumat sekali, jika tidak mampu maka lakukanlah setiap bulan sekali, jika tidak mampu maka lakukanlah setiap tahun sekali, dan jika tidak mampu maka minimal engkau lakukan satu kali dalam seumur hidupmu. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Huzamah, dan Atthabarani yang terdapat tambahan pada akhir riwayatnya : Sekalipun dosa-dosamu sebanyak buih lautan atau sebanyak batu kerikil yang saling berhimpitan, maka Allah akan mengampunimu).
Perlu diketahui bahwa pada rakaat kedua dan rakaat terakhir, maka kalimat subhanallah dan seterusnya, dibaca sepuluh kali setelah menyelesaikan bacaan tahiyyat awwal atau akhir secara sempurna, waktunya sebelum berdiri atau sebelum salam.
Shalat tashbih ini telah diamalkan oleh para ulama dan kalangan orang-orang shalih dari masa ke masa. Sehingga menurut standar ilmu musthalah hadits, maka riwayat tentang ajaran Shalat Tashbih ini nilainya menjadi semakin kuat.
Tentunya dalam kondisi masyarakat dewasa ini yang semakin lama tampak semakin amburadul, dan jauh dari tuntunan syariat, suatu kondisi yang menyebabkan kemaksiatan semakin vulgar dan merajalela. Yang mana dampak negatifnya semakin merata di hampir semua lapisan masyarakat.
Kini, banyak orang yang tidak takut meninggalkan shalat secara terang-terangan, modus penipuan juga semakin bervariatif, portitusi, pornografi, pejudian, korupsi, dan bermacam-macam bentuk kejahatan serta kemungkaran sudah menjadi berita harian di semua media massa.
Barangkali, amalan Shalat Tashbih yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini, adalah salah satu alternatif yang dapat dijadikan solusi bagi siapa saja dari kalangan umat Islam, yang ingin mendapatkan ketenangan jiwa, ketentraman bathin, dan yang dapat membebaskan diri dari serangan dan himpitan segala macam penyebab depresi, yang terus menyodok dan menyerang kehidupan umat Islam. (adi)