Shadaqallahul Adzim Bid’ah? Ini Reaksi Ulama Pesantren
Saat ini model dakwah menyalah-nyalahkan yang dilakukan kaum salafi cukup gencar. Tak peduli saat ini bulan suci Ramadhan. Menyalahkan aktivitas amalan yang sudah berlangsung di masyarakat Islam, kini mengarah pada hal-hal yang kecil: seperti menguncapkan Shadaqallahul adzim dikatakan sebagai bid'ah?
Ustadz Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya, memberikan penjelasan berikut:
Bisa tidak sih sebulan saja Salafi ini tidak berulah di bulan Ramadhan ini? Saya tidak mau mengotori bulan suci ini dengan perdebatan. Tapi rupanya mereka tidak membedakan mana bulan suci dan tidak. Kalau pun terpaksa saya 'meladeni' menjawab tuduhan Bid'ah mereka maka saya lakukan malam hari.
Bacaan "shadaqallah al-A'dzim" ini dinilai bid'ah oleh Syekh Bin Baz dan Syekh Utsaimin. Namun, Syaikh Athiyah Shaqr, Mufti al-Azhar mengeluarkan Fatwa terkait amaliah membaca Shadaqallahul Adzim saat selesai membaca Al-Quran (Fatawa al-Azhar, 8/86):
وذكر القرطبى في مقدمة تفسيره أن الحكيم الترمذى تحدث عن آداب تلاوة القراَن الكريم وجعل منها أن يقول عند الانتهاء من القراءة : صدق الله العظيم أو أية عبارة تؤدى هذا المعنى . ونص عبارته "ج 1 ص 27 " : ومن حرمته إذا انتهت قراءته أن يصدق ربه ، ويشهد بالبلاغ لرسوله صلى الله عليه وسلم
Al-Qurthubi menyebutkan di Mukaddimah Tafsirnya bahwa Hakim al-Tirmidzi menyampaikan tatakrama dalam membaca Al-Quran diantaranya adalah “Maha benar Allah”, atau redaksi lain yang semakna. Ia menjelaskan (1/27) bahwa di antara bentuk memuliakan Al-Quran jika selesai membacanya adalah menyatakan Allah maha benar dan memberi kesaksian bahwa Rasulullah telah menyampaikan wahyu.
وجاء فى فقه المذاهب الأربعة ، نشر أوقاف مصر، أن الحنفية قالوا : لو تكلَّم المصلى بتسبيح مثل . صدق اللّه العظيم عند فراغ القارئ من القراءة لا تبطل صلاته إذا قصد مجرد الثناء والذكر أو التلاوة ، وأن الشافعية قالوا : لا تبطل مطلقا بهذا القول
Dijelaskan dalam Fikih 4 Madzhab bahwa Ulama Hanafiyah berkata: “Jika orang yang salat membaca Tasbih, misalnya ‘Allah maha benar’ setelah imamnya selesai membaca al-Quran, maka tidak batal jika bertujuan memuji Allah, berdzikir atau membaca Al-Quran”. Ulama Syafiiyah berkata: “Tidak batal mengucapkan kalimat ‘Allah maha benar’ secara mutlak”
فكيف يجرؤ أحد فى هذه الأيام على أن يقول : إن قول : صدق الله العظيم ، بعد الانتهاء من قراءة القرآن بدعة؟ أكرر التحذير من التعجل فى إصدار أحكام فقهية قبل التأكد من صحتها ، والله سبحانه وتعالى يقول :{ولا تقولوا لما تصف ألسنتكم الكذب هذا حلال وهذا حرام لتفتروا على الله الكذب إن الذين يفترون على الله الكذب لا يفلحون } النخل : 116
Maka bagaimana mungkin hari ini ada yang mengatakan bahwa mengucapkan ‘Allah maha benar’ setelah membaca al-Quran adalah bidah? Saya (Syaikh Athiyah) ulang-ulang mengingatkan supaya tidak tergesa-gesa dalam mengeluarkan hukum fikih sebelum memperkuat kesahihannya. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (al-Nahl: 116).
Demikian wallahu a'lam.
Catatan:
Berikut contoh model dakwah menyalah-nyalahkan dilakukan kaum salafi lewat meme ini: