Sex Swingers itu Gaya Hidup Menyimpang
Hasil pemeriksaan psikologis oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) terhadap 3 pasangan suami istri yang digrebek polisi pada Minggu, 8 Oktober 2018 lalu, menunjukkan tidak adanya gangguan kejiwaan. Sex Swingers yang dilakukan Eko cs ini mengarah pada gaya hidup yang menyimpang.
Menanggapi perihal ini, dr Nalini Muhdi Agung SpKJ (K) menyatakan, sex swingers sebetulnya bukan deviasi seksual, tapi bisa digolongkan sebagai gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku seksual. Terlepas dari apakah pelakunya menderita masalah mental atau tidak.
Di Indonesia, perilaku sex swingers biasanya terjadi karena adanya pertimbangan tentang nilai-nilai ( limitasi ) yang terganggu. Atau hanya menuruti dorongan mengikuti gaya hidup (lifestyle) semata.
"Setiap negara, memiliki pandangan dan perlakuan yang berbeda terhadap pelaku sex swingers. Di Indonesia, kerap dikaitkan dengan indikasi adanya gangguan mental. Sebab, perilaku ini tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada di sini. Tapi kalo di Western, karena nilai nilainya berbeda dengan di Indonesia, ya mungkin kondisinya berbeda. Sex swingers terjadi karena gaya hidup saja," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sex swingers bukan termasuk gangguan mental-emosional, tetapi, orang-orang dengan gangguan mental bisa saja melakukan model berhubungan seksual tersebut. Misalnya, orang dengan gangguan kepribadian. Tetapi perilaku seks bertukar pasangan ini paling banyak hanya mengikuti gaya hidup tanpa kontrol terhadap nilai-nilai yang ada.
Saat dihubungi ngopibareng.id, Nalini sepakat dengan hasil tes psikologi yang dilakukan psikiater Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jawa Timur . Menurutnya, para pelaku ini hanya ikut-ikutan gaya hidup saja. Mereka terpengaruh dorongan imaginasi seksual saja.
"Saya sudah mengira. Mereka (pelaku sex swinger) yang di Surabaya itu kebanyakan karena ikut-ikutan gaya hidup. Mudah terpengaruh dan asal mengikuti dorongan imajinasi seksualnya saja. Mereka adalah orang-orang yang longgar akan nilai-nilai," katanya.
Dalam kasus ini, yang terjadi di Indonesia pihak istri adalah yang sebagian besar ada dalam posisi submissive (patuh), mengikuti kehendak suami. Namun ini hanya mulanya saja. Di kemudian hari, istri bisa jadi menikmati atau tidak berhubungan seksual secara swinger ini. (tts)
Advertisement