Setnov Ditahan, Efek Dominonya Seru
Keyakinan sejumlah pengamat bahwa kaki Setya Novento (Setnov) tak akan pernah sedetik pun menyentuh lantai sel tahanan KPK, terpatahkan sudah. Julukan Mr Untouchable politician pun seketika lenyap setelah KPK dengan tegas memindahkan Setnov dari RSCM ke Rumah tahan KPK . Setidaknya selama 20 hari, KPK dibenarkan untuk menahan Setnov demi kelancaran pemeriksaan dirinya sebagai tersangka kasus mega korupsi e-KTP.
Setelah Mr Untouchable berhasil ‘diciduk’, perhatian pengamat dan para aktivis mulai tertuju pada nama-nama tokoh penting yang diduga terlibat melakukan penjarahan terencana dalam kasus mega korupsi e-KTP. Setidaknya ada sejumlah nama petinggi partai yang sempat mencuat ke permukaan. Termasuk nama seorang menteri anggota Kabinet Kerja Jokowi turut meramaikan pergunjingan. Nama menteri di Kabinet SBY dan beberapa petinggi partai Demokrat yang saat itu berperan aktif sebagai petinggi partai penguasa, masuk juga dalam daftar penikmat duit haram korupsi e-KTP.
Meringkuk dalam penjara KPK, dipastikan mulut Setnov menjadi sangat berbisa bagi mereka yang namanya termasuk dalam daftar yang diduga keras turut menikmati uang haram e-KTP. Pasca penahanan Setnov yang berlangsung sangat dramatik, mereka yang namanya tercantum dalam daftar hitam kasus mega korupsi e-KTP, tentu saja dalam kegelisaha tingkat tinggi.
Kalau seorang Ketua DPR dengan jabatan yang begitu sensitif bisa ditindak KPK dengan tegas dan berani, maka langkah KPK bukan tidak mungkin merambah ke nama-nama besar lain yang dirasa perlu untuk ‘diamankan’. Hanya satu dua nama dari sejumlah nama yang ada dalam daftar ‘para penjahat’ penjarah uang haram e-KTP ini, yang bisa tidur nyenyak. Sementara yang lain masih harus berdoa sangat kuat agar namanya tidak diseret-seret oleh Setnov. Terutama ketika Setnov merasa dirinya dikorbankan dan ditinggalkan sendirian.
Di sisi lain, bila Setnov dilengserkan sebagai Ketua Umum lewat cara-cara yang menyakitkan hatinya dengan alasan sudah ditahan KPK, bukan tidak mungkin Setnov yang mengantongi banyak kartu permainan, akan melakukan serangan balik dengan cara tunjuk hidung para pelaku yang bersembunyi di balik baju kebesaran partai. Setnov diduga akan melakukan hal ini sebagai orang yang merasa ditinggalkan sehingga nothing to loose merupakan pijakannya untuk melawan.
Oleh karenanya, Setnov yang dalam kehidupan di dunia politik sangat tahu who and who di kalangan elite politik yang bermain (baca: korup), menjadi figur yang akan selalu didekati kawan maupun lawan agar dosa kolektif tidak terkuak di ranah publik. Pasalnya, ia sangat tahu nama-nama ‘politisi hitam’ dari setiap partai yang menjadi ‘petugas’ dari partainya, atau mencatut nama partainya untuk cari uang dengan jalan pintas (korupsi). Dan saat kesal harus menanggung aib sendirian, bisa jadi membuatnya suka rela menyebutkan sejumlah nama elite partai dan pejabat yang layak untuk diciduk KPK.
Lewat bisikan Setnov ke kuping KPK, seluruh dinding penyekat dan peredam rahasia di seluruh ruang dan lorong gedung DPR dan beberapa kementerian, akan berubah menjadi rumah kaca yang tembus pandang dan tak lagi anti sadap! Dengan memiliki kekuatan informasi yang mematikan ini, Setnov akan sangat diperhitungkan kenyamanan dirinya oleh para petinggi partainya yang tengah heboh akan melakukan pergantian pimpinan di DPR maupun di tubuh Golkar.
Namun, ledakan dahsyat ini pun baru akan terjadi, sangat tergantung pada dua hal. Pertama tingkat kekesalan dan frustasi akan kesendirian Setnov menanggung aib atas dosa kolektif. Kedua, tingkat keberanian Setnov untuk membongkar praktik kolusi dan korupsi yang dilakukan para elite politik maupun individu pejabat di negeri ini yang konon sudah hidup dan berkembang seperti rayap yang menggerogoti tiang-tiang negara secara intens dan masif.
Andai saja Setnov mau buka mulut, reaksi publik walau masih menyimpan rasa kesal dan amarah, akan serempak mengacungkan jempol sambil sedikit menuangkan kata maaf ke dalam pundi-pundi dosa Setnov selama ini.
Dalam hal ini, kita doakan semoga Setnov dikuatkan. Amin!
*Erros Djarot - Dikutip sepenuhnya dari laman Watyutink.com
Advertisement