Setelah Operasi, Satpam GKI Yang Terkena Bom Kondisinya Terus Membaik
Setelah menjalani operasi plastik pada wajah, Yesaya Bayang, salah satu korban ledakan bom di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro, Surabaya sudah membaik.
Yesaya Bayang adalah security yang berupaya menghalau tiga pelaku bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro.
Namun demikian, Yesaya masih dirawat di ruang G1 Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Ramelan Surabaya. Ia baru saja menjalani operasi plastik pada wajah.
Yesaya yang duduk di tempat tidur rumah sakit didampingi oleh istrinya mengaku bersyukur, kondisinya kini sudah lebih baik. "Tadinya enggak bisa menggerakkan jari telunjuk, tapi setelah menjalani operasi operasi, sekarang sudah mendingan," katanya.
Yesaya mengaku dirinya masih trauma dengan peristiwa bom di gereja tempat dia bekerja. Karenanya dia enggan menceritakan kembali kronologi peristiwa Minggu, 13 Mei 2018 pagi itu.
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi RSAL Dr Ramelan Letkol Adi Suriyanto, mengatakan, secara umum setelah perawatan beberapa hari, sudah tidak ditemukan infeksi lain di tubuh Yesaya.
"Kondisinya sudah bagus. Setelah operasi bedah plastik, sekarang wajahnya kembali ganteng. Tadinya jari telunjuknya tidak bisa digerakkan, sekarang sudah bisa," katanya.
Jari telunjuk yang tidak bisa digerakkan itu karena dampak material bom yang melukai lengan kanannya dan merusak jaringan otot fleksi dan syaraf di bagian lengannya.
Saat operasi, dokter Adi melakukan penyambungan otot fleksi ini sehingga bisa digerakkan kembali, serta memasang benang di tiga jarinya untuk membantu pasien lebih rileks.
"Kalau tidak, pasien akan kesakitan menahan jari-jarinya. Jadi terapinya sekarang meluruskan jari-jarinya, termasuk jari telunjuk. Kami perkirakan perawatan akan berlangsung tiga minggu," ujarnya.
Selain wajah dan lengannya, Yesaya juga mengalami luka akibat pecahan material bom di bagian paha kanan. Kondisinya kini juga sudah membaik.
Yesaya Bayang kini tinggal menjalani penyembuhan otot, tulang, dan syaraf di lengannya, sehingga jari-jarinya bisa kembali digerakkan secara optimal.
Advertisement