Setelah Iman pada Allah, Carikan Sahabat yang Jujur
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) pernah ditanya, "Seperti apakah orang yang bisa dijadikan teman baik?"
"Teman yang baik adalah dia yang membantumu untuk selalu mengingat Allah dan mengingatkanmu ketika kamu melupakan Allah Ta'ala," jawan Rasulullah SAW.
Lukman Al-Hakim berkata kepada anaknya :
"Wahai anakku, hendaknya yang pertama engkau usahakan setelah keimanan kepada Allah adalah mencari sahabat yang jujur. Karena sahabat yang jujur itu ibarat pohon, bila engkau duduk berteduh di bawahnya ia akan meneduhimu, bila engkau mengambil buahnya ia akan mengenyangkanmu, dan bila ia tidak memberimu manfaat ia tidak merugikanmu. "
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertaqwa kepada Allah, menjadi sahabat sejati, bersahabat di dunia bersahabat di Surga nanti. Amiin....!!!"
Demikian tausiyah bersama Ust Keman Almaarif. Semoga bermanfaat.
Menegakkan Shalat
Dalam Kitab An-Nawadir dijelaskan soal Menunaikan Hak Ibadah. Alkisah, seorang hamba melaksanakan shalat. Ketika sampai
pada ayat "Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin" (Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan), terlintas di dalam benaknya bahwa ia adalah seorang hamba hakiki. Maka, sebuah suara rahasia berteriak, "Bohong!
Engkau hanya menyembah makhluk!"
Setelah itu, ia bertaubat dan melepaskan diri dari berhubungan dengan orang-orang. Kemudian, ia melaksanakan shalat. Ketika
sampai pada ayat yang sama, sebuah suara rahasia berteriak, "Bohong! Engkau hanya menyembah istrimu!"
Kemudian, ia menceraikan istrinya. Ia menjalankan shalat seperti biasanya. Ketika sampai pada kalimat yang sama, sebuah
suara rahasia berteriak, "Bohong! Engkau hanya menyembah hartamu!"
Setelah itu, ia menyedekahkan semua hartanya. Ia kembali melaksanakan shalat. Ketika sampai pada ayat yang sama, sebuah suara rahasia berteriak, "Benar! Engkau benar-benar ahli ibadah!"
Demikian semoga bermanfaat.