Setelah Didesak, Gudang Tembakau Segera Buka
Setelah diwarnai keluhan hingga protes para petani tembakau, gudang-gudang milik pabrik rokok di Kabupaten Probolinggo menyatakan, segera buka. Hal itu terungkap dalam pertemuan sejumlah pimpinan gudang tembakau dalam pertemuan di gedung DPRD Kabupaten Probolinggo, Rabu, 2 September 2020.
Memang pembukaan gudang-gudang tembakau itu tidak bisa serentak. CV Jaya Abadi pemasok tembakau ke PT Djarum misalnya, siap membuka gudang tembakaunya mulai Kamis besok, 3 September 2020. PT Gudang Garam menjanjikan, buka gudangnya, Jumat, 4 September 2020.
Sedangkan gudang tembakau CV Sadana pemasok tembakau ke gudang PT Sampoerna, masih menunggu “lampu hijau” dari managemen PT Sampoerna.
Para pimpinan gudang tembakau mengaku, tahun ini memang terlambat membuka gudangnya. Tentu saja dengan berbagai alasan sesuai dengan kondisi (kesiapan) gudang masing-masing.
“Kamis besok, kami masih melakukan rapid test seluruh karyawan. Sehingga kami, baru bisa buka gudang, Jumat mendatang,” kata Supervisor PT Gudang Garam, Boy Jonatan, usai pertemuan di gedung DPRD.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo itu, pimpinan gudang tembakau juga mematok harga tembakau. Djarum dan Gudang Garam misalnya, akan membeli tembakau petani berkisar Rp26-30 ribu per kilogram.
Baik Djarum maupun Gudang Garam “kompak” akan menyerap tembakau petani masing-masing 2.500 ton. Sisi lain, APTI memprediksi, tahun ini petani di Probolinggo menghasilkan total 13.000 ton tembakau.
Dalam pertemuan itu, Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Andi Suryanto Wibowo mengingatkan, pihak gudang untuk tidak mengambil tembakau dari luar kemudian dimasukkan ke gudang di Probolinggo.
Hal senada diungkapkan Ketua APTI Kabupaten Probolinggo, Ahmad Mudzakir. “Tolong diperhatikan kepentingan petani di Probolinggo, dengan menampung hasil panen mereka, bukan dari luar daerah,” ujarnya.
Jika gudang terpaksa mengambil tembakau dari luar daerah, kata Mudzakir, dipersilakan dengan syarat semua tembakau Probolinggo sudah diserap gudang.
Disinggung soal patokan harga tembakau yang ditawarkan gudang, Mudzakir menilai, terlalu rendah. “Dengan harga Rp26-30 ribu, ini masih terlalu rendah. Seharusnya pada petik daun pertama harganya Rp28-32 ribu per kilogram,” katanya.
Tahun ini, areal tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo ditargetkan sekitar 10.774 hektar. Sisi lain terealisasi 9.921 hektare.
Dibandingkan tahun lalu, areal tanam sedikit lebih sempit. Tahun lalu areal tembakau mencapai 10.397 hektar. Sedangkan yang sudah dipanen hingga akhir bulan lalu sekitar 2.000 ton.