Setelah Bongkar Masjid Assakinah, Eh...DPRD Gelar Acara Surabaya Bersolawat
Pembongkaran masjid Assakinah di Balai Pemuda membuat DPRD Surabaya dikecam oleh masyarakat luas. Apalagi pembongkaran masjid itu akan disusul dengan pembongakaran dua kantor organisasi kesenian yaitu DKS (Dewan Kesenian Surabaya) dan BMS (Bengkel Muda Surabaya), yang sejak tahun 1970 sudah berada di komplek Balai Pemuda.
Untuk mengambil hati umat Islam, malam ini DPRD Surabaya menggelar acara religi yaitu Surabaya Bersolawat, dengan menghadirkan Habib Syeh bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo. Untuk kegiatan ini sejak Minggu malam Jl. Yos Sudarso dari arah Jl. Pemuda dan Jl. Gubernur Suryo ditutup, kemacetan luar biasa sepanjang Senin pagi.
Sebuah panggung besar didirikan di ujung selatan Jl. Yos Sudarso, dekat dengan taman dan air mancur persimpangan Jl. Pemuda. Dipanggung di pasang backdrop berukuran besar dengan tuisan Surabaya Bersolawat. Di sebelah kanan ada gambar Habib Syeh, sedang di bagian kiri terdapat gambar empat pimpinan DPRD Surabaya. Armuji sebagai ketua dan tiga wakilnya, masing-masing Masduki Toha, Darmawan dan Ratih Retnowati.
Saiful Annis, seorang warga Surabaya menilai kurang tepat acara ini digelar DPRD Surabaya karena masyarakat tahu benar bahwa acara Surabaya Bersolawat ini diadakan hanya untuk menepis atau meredam isu penghancuran masjid Asskinah di Balai Pemuda, oleh pimpinan DPRD. “Saya nilai kurang tepat karena pimpinan dewan menganggap masyarakat bodoh, dikira dengan menggelar Surabaya Bersolawat maka isu penghancuran masjid Assakinah untuk pembangunan gedung baru DPRD bisa diredam,” katanya.
“Apalagi, acara diadakan di jalan protokol, yang menyebabkan kemacetan luar biasa sejak hari Senin pagi. Maunya mengundang simpati, tetapi yang datang malah anti pati. Saya justru menilai, pimpinan DPRD Surabaya ini arogan. Membuat acara besar-besaran dengan menutup jalan, seakan-akan dengan sombong mereka berkata bahwa mereka itu sangat islami,” kata Saiful Annis geram.
“Kesan saya lainnya, pimpinan DPRD Surabaya berusaha membenturkan masyarakat yang menolak penghancuran masjid Assakinah dengan massa komunitas Solawat dengan mendatangkan Habib Syeh. Mereka mengadu domba antar umat Islam,” tambahnya.
Seorang anggota DPRD Surabaya yang dikonfirmasi mengenai acara Surabaya Bersolawat di jalan depan kantor DPRD itu hanya mengatakan,” Wah saya sama sekali tidak pernah diberitahu mengenai acara ini. Tahu-tahu kendaraan saya hari ini tidak bisa masuk Jl. Yos Sudarso karena ditutup, terpaksa memutar lagi. Saya malah juga ingin bertanya, acara ini dananya diperoleh dari mana?” Kata anggota dewan ini kepada ngobar, hari Senin pagi.
Di grup WhatsApp bernama ‘Surabaya Oh Surabaya’ yang anggotanya termasuk tokoh, politikus dan wartawan, Ketua DPRD Armuji yang juga menjadi anggota grup banyak mendapat pertanyaan dan kecaman. “Wah, mbok bikin acaranya di Juanda sana Cak. Hari Senin itu kan hari macet, kok malah membuat acara dengan menutup jalan. Jangan malah menyusahkan rakyatlah kalau membuat acara,” tulis salah seorang anggota WAG.
Armuji menjawab, “Sepanjang sejarah DPRD SBY belum pernah mengadakan acara seperti ini. Tahun depan kita adakan di Gelora 10 Nopember,” tulis Armuji. (nis)
Panggung besar acara Surabaya Bersolawat, dengan menutup Jl. Yos Sudarso yang menyebabkan kemacetan luar biasa di pusat kota Surabaya, hari Senin 18 Desember 2017. (foto: m. anis)