Setelah Banyak Korban, Akhirnya DK-PBB Bahas Kekerasan di Myanmar
Washington: Setelah menelan banyak korban, akhirnya Dewan Keamanan PBB membahas kekerasan di Myanmar, tempat bentrokan dan penindakan keras militer di negara bagian Rakhine mengakibatkan 18.500 warga Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh, Rabu (30/8) kemarin.
Tidak ada pernyataan resmi dari dewan beranggota 15 negara itu usai pertemuan tertutup tersebut, namun Duta Besar Inggris Matthew Rycroft mengatakan bahwa ada seruan deeskalasi dari anggota dewan.
“Kami semua mengutuk kekerasan itu, kami menyerukan seluruh pihak untuk melakukan deeskalasi,” kata Rycroft kepada wartawan.
Bentrokan meletus pada Jumat setelah militan dari minoritas muslim Rohingya melancarkan serangan dadakan yang mematikan di pos polisi.
Kekerasan itu menyebabkan sedikitnya 110 orang, termasuk 11 pejabat negara bagian, tewas dan ribuan warga Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh, terlepas dari upaya Dhaka untuk menghentikan mereka.
Militer Myanmar melakukan operasi untuk mencari para militan, dengan warga melaporkan bahwa pasukan keamanan membakar desa-desa.
Inggris meminta pertemuan untuk membahas tentang Myanmar, namun para diplomat mengatakan Tiongkok menolak keterlibatan lebih jauh Dewan Keamanan PBB dalam mengatasi krisis itu.
Masih belum diketahui apakah Dewan Keamanan berencana mengambil tindakan lebih lanjut, tapi masalah itu diperkirakan akan dibahas dalam pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Majelis Umum pada September.
Rycroft mengatakan dewan tersebut masih mendukung Aung San Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian dan tokoh demokrasi yang sekarang memimpin pemerintah di Yangon. (afp)
Advertisement