Setelah Australia, Giliran Amerika Perjuangkan Media Lokal
Kongres di Amerika Serikat sedang menggodok aturan yang mewajibkan perusahaan teknologi raksasa seperti Facebook dan Google, bernegosiasi dan berbagi hasil dengan outlet berita setempat.
Legislator AS memperkenalkan rencana ini di depan Kongres AS, pada Kamis, 11 Maret 2021 waktu setempat. Para kritikus menyebut dua perusahaan raksasa banyak mendulang iklan menggunakan konten milik penerbit lokal, tanpa memberikan kompensasi yang layak pada pemilik konten asli.
Google menolak berkomentar tentang hal ini. Namun mereka meluncurkan laman khusus yang menyebut diri sebagai "salah satu pendukung finansial terbesar jurnalisme di dunia," dilansir dari Reuters, Jumat 12 Maret 2021. Google juga mengatakan jika mesin pencarinya mengirim pembaca ke laman milik media penerbit sebanyak 24 miliar kali per bulan.
Sementara, rancangan undang-undang ini juga mendapatkan perlawanan dari grup industri teknologi, Asosiasi Industri Komunikasi dan Komputer (CCIA), serta Netchoice.
Presiden CCIA Matt Schuers menyebut jika draft undang-undang itu akan menghalangi kompetisi yang sehat.
Sedangkan Carl Zzabo dari Netchoice menyebut jika ia bertujuan untuk mematikan randangan undang-undang itu, atau setidaknya mengamandemenkan undang-undang agar hanya dikhususkan pada penerbit kecil, dengan mengecualikan The New York Times, atau The Washington Post.
"Undang-undang ini akan membuat media besar seperti Washington Post dan New York Times, serta koran besar lainnya, mendapat keuntungan dibanding koran kecil," katanya.
Rancangan undang-undang ini keluar tak lama setelah Australia mengesahkan undang-undang serupa pada Facebook dan Google. Facebook juga menolak berkomentar atas isu ini.
Pendukung undang-undang ini banyak berasal dari kubu Demokrat. Partai ini banyak mengeluh dirugikan atas beredarnya berbagai informasi yang salah di internet. (Rtr)