Setahun Buron, Keluarga Berharap Harun Masiku Masih Hidup
Harun Masiku telah menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sejak setahun terakhir. Kabar Harun Masiku meninggal pun kembali berhembus di awal tahun ini. Pihak keluarga mengaku tak ikut menyebarkan informasi tersebut. Mereka juga berharap jika kabar itu tak benar.
"Tidak ada, tidak ada. Tidak ada informasi sama sekali," kata Daniel Tonapa Masiku, kepada wartawan, Selasa 19 Januari 2021. Saat itu, ia baru saja selesai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK.
Ia mengaku terkejut dengan kabar yang telah beredar sejak pertengahan tahun lalu ini. Ia juga berharap jika berita tersebut salah. "Wah saya justru kaget. Tentu kami berdoa semoga berita itu tidak benar," katanya dikutip dari CNN.
Di saat yang sama, Daniel yang mengaku sebagai saudara kandung dari anggota DPR RI 2019-2024 itu, juga menitip pesan kepada Harun, agar segera menyerahkan diri. "Saya imbau secara pribadi segera menyerahkan diri. Supaya segera ada kepastian bagi dia dan keluarga," katanya.
Sementara, kabar tentang meninggalnya Harun Masiku, sudah menyebar setidaknya sejak Mei 2020 lalu. Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, kabar itu awalnya diungkapkan oleh Politisi Demokrat, Benny K Harman. Benny menduga, lenyapnya Harun karena sudah ditembak mati.
Pernyataan Benny lantas didukung oleh koordinator Masyarakat Antikorupsi (MAKI), Bonyamin Saiman saat menjadi pembicara dalam acara Aiman di Kompas TV pada Senin, 11 Mei 2020. Menurutnya, pernyataan Benny sangat logis. Untuk menyembunyikan orang yang paling diburu ya dibunuh. "Paling gampang ya ditembak mati," ujar Boyamin, dalam acara tersebut.
Kini, setahun setelah Harun Masiko menjadi buron, Bonyamin kembali melontarkan dugaan yang sama, saat menjadi tamu dalam dalam talkshow Karni Ilyas Club, yang mengudara lewat kanal Youtubenya.
Kali ini Bonyamin menyebut jika dugaan itu bersumber dari jaringannya yang dekat dengan lingkungan intelijen negara.
"Jaringan terbaik saya, saya jujur misalnya dulu ada beberapa pensiunan di lembaga intelijen, jaringan saya. Beberapa itu mengatakan ke saya itu (Harun Masiku) sudah meninggal," ucapnya, dikutip dari CNN, pada Selasa 19 Januari 2021.
Selain itu, di acara yang sama, Bonyamin juga meyakini jika politisi PDIP itu meninggal karena dibunuh. Sebab, Harun Masiku disebutkan tak memiliki riwayat sakit atau komorbid tertentu. "Jadi rasanya kalau keadaan normal belum meninggal," lanjutnya.
Lagi-lagi, pernyataan itu pun dibantah oleh Plt Jubir Penindakan KPK, Ali Fikri. "Sejauh ini tidak ada informasi valid yang KPK terima terkait meninggalnya buronan tersebut," kata Ali, Senin 18 Januari 2021.
Perjalanan Kasus Harun Masiku
Sekadar diketahui, Harun Masiku merupakan politisi PDI Perjuangan yang kini menjadi buron dalam kasus Pergantian Antar Waktu (PAW), anggota DPR RI 2019-2024.
Dalam perjalanan kasus perkara ini, KPK telah menetapkan empat tersangka. Tiga di antaranya telah dijatuhi vonis pengadilan.
Saeful Bahri selaku kader PDIP terbukti bersalah bersama-sama dengan Harun Masiku menyuap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan melalui mantan anggota Bawaslu yang juga kader PDIP Agustiani Tio Fridelina.
Wahyu Setiawan divonis enam tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, karena terbukti menerima suap dari kader PDI Perjuangan, Saeful Bahri senilai Rp 600 juta. Wahyu juga dihukum membayar denda senilai Rp 150 juta subsider kurungan badan selama empat bulan, dilansir dari Jawa Pos.
Sedangkan, mantan anggota Bawaslu yang juga kader PDI Perjuangan, Agustiani Tio Fridelina divonis empat tahun penjara. Agustiani Tio juga dijatuhkan hukuman denda sebesar Rp 150 juta subsider empat bulan kurungan.
Namun, Wahyu dan Agustiani Tio hingga kini belum dieksekusi pidana penjara, karena KPK mengajukan kasasi untuk kedua terdakwa.
Sementara Saeful Bahri, yang juga mantan caleg PDIP, tengah menjalani pidana penjara di Lapas Sukamiskin dan diwajibkan membayar denda Rp150 juta subsider empat bulan kurungan. (Tau/Cnn/Jaw)
Advertisement