Seskab: Isu Reshuffle Sliweran, Menteri Bekerja Seperti Biasa
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, mengatakan menteri anggota Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf tetap bekerja seperti biasa meski isu reshuffle bersliweran.
Mereka tidak terpengaruh dengan isu reshuffle tersebut. "Para menteri tetap bekerja seperti biasa, dan komunikasinya dengan Presiden baik-baik saja," kata Pramono Anung kepada wartawan di Istana Negara, Kamis 2 Juli 2020.
"Orang yang menebar isu perombakan kabinet menggunakan ilmu 'gatuk' (cocok mencocokkan) yang belum tentu 'gatuk," kata Pram.
Menurutnya, ramuan ilmu 'gatuk' itu diolah lagi dijadikan isu politik kemudian di-blow up oleh orang yang ngidam jadi menteri. "Siapa tahu jebakannya itu berhasil," katanya.
Politisi PDI perjuangan itu juga menyampaikan, tidak ada yang salah seandainya presiden melakukan perombakan kabinet untuk membangun kinerja yang lebih baik.
Undang Undang Dasar (UUD) 1945 memberi kewenangan penuh kepada presiden untuk melakukannya sebagai hak prerogatif presiden. "Sampai sekarang saya belum mendengar pernyataan presiden akan merombak kabinetnya terkait dengan pidatonya dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni 2020.
Menurut Pram, masyarakat sendiri yang menafsirkan pengarahan presiden di depan sidang kabinet paripurna menurut pikirannya sendiri. Pernyataan presiden dimaknai sebagai pertanda presiden akan merombak kabinetnya. Padahal yang dimaksud presiden tidak seperti itu.
"Wajar kalau presiden mengingatkan kepada para menterinya supaya bekerja lebih baik serta memiliki sense of crisis yang sama," kata Pram.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatksn kepada menterinya supaya hati-hati, OECD (organization for economic cooperation and development), terakhir dua hari lalu menyampaikan bahwa minus pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6 sampai 7,6 persen.
"Bank Dunia menyampaikan bisa minus 5 persen. Perasaan ini harus sama. Kita harus mengerti ini, jangan biasa-biasa saja, jangan linier, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali ini," tuturnya.
Presiden Jokowi mengatakan, banyak di antara jajaran menterinya yang menganggap situasi saat ini normal. Baginya, ini sangat berbahaya.
"Kerja masih biasa-biasa saja. Kerjaannya memang harus ekstra luar biasa. Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya, kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya," kata Jokowi.
"Jadi tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita, suasananya adalah harus suasana krisis. Jangan kebijakan-kebijakan yang biasa saja, menganggap ini suatu kenormalan. Apa-apaan ini," tambah Predisen mengingatkan orang-orang di kabinetnya.