Seruan Ikatan Gus Pasca Bentrok 22 Mei
Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) DR. KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) sangat menyayangkan aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh dan memakan korban pada 21-22 Mei 2019. Aksi ini sangat menodai ketenangan bulan suci Ramadhan.
“Sejak awal saya meminta semua pihak menahan diri karena aksi itu sangat mungkin disusupi provokator. Apalagi ini dilakukan saat Ramadhan,” kata Gus Fahrur.
Dalam suasana seperti ini, maka provokator bisa dari manapun baik di barisan pendemo maupun di pihak aparat yang bertujuan memancing bentrokan antar kedua kubu.
“Saya mengecam keras pihak yg mengadu domba dan memancing jatuhnya korban. Semua yang bersalah harus dihukum,” ujar pengasuh pesantren An Nur I, Bululawang, Malang ini.
Hukum kata dia, harus ditegakkan termasuk apabila ada aparat yang over dalam bertugas dan terbukti pelanggaran disiplin maka harus dihukum.
“Artinya aparat juga harus menjelaskan kepada masyarakat bahwa tindakan mereka telah sesuai prosedur sehingga tidak mudah di provokasi lagi. Cukup sudah korban yang jatuh,” kata dia.
Kondisi pasca Pilpres, harus dijaga dan perlu diadakan banyak forum kerukunan untuk menjahit benang persatuan yang terkoyak.
Perlu juga langkah simpatik dengan memberikan santunan kepada korban dan minta maaf jika memang terbukti ada kelalaian. “Selanjutnya mungkin perlu ada pembatasan unjuk rasa yang berpotensi anarkis,” kata dia. (man)