Serius, Kemenpar Promosikan Keindahan Bawah Laut di Las Vegas
Kementerian Pariwisata kembali mempromosikan keindahan bawah laut Indonesia pada event The Diving Equipment and Marketing Association (DEMA) Show 2018.
DEMA Show digelar di Las Vegas Convention Center, Amerika Serikat, 14–17 November 2018. Pada kesempatan ini, Kemenpar menggandeng 30 industri yang bergerak di bidang tour dan diving operator. Termasuk perwakilan dari Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Manado dan Pemkot Bitung. Kedua daerah tersebut ingin mengangkat potensi wisata bawah laut pada komunitas penyelam internasional.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia. Keikutsertaan Indonesia dalam DEMA Show, merupakan langkah tepat untuk mempromosikan keindahan bawah laut perairan Indonesia.
Dijelaskan Arief, Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang tinggi. Terutama di segi wisata selam. Ada sekitar 55 destinasi selam di Indonesia dan lebih dari 1.500 titik selam terbaik. Semua tersebar mulai dari Aceh hingga Papua.
“Total luas terumbu karang di perairan Indonesia mencapai 51.000 kilometer persegi. Sementara total luas segitiga terumbu karang dunia (coral triangle) mencapai 75.000 kilometer persegi,” ungkapnya.
Data tersebut menegaskan bahwa 65 persen dari total luas coral triangle disumbang oleh Indonesia. Pun dengan terumbu karang, 18 persen dari total luas dunia disumbang oleh Indonesia.
“Hampir sepanjang tahun laut Indonesia dapat diselami. Tidak heran Indonesia menjadi surga bagi penyelam dari seluruh dunia,” tegasnya.
Lebih lanjut Arief mengatakan, sudah banyak award kelas dunia yang sukses diraih Indonesia. Pesona Raja Ampat dan Labuhan Bajo, membawa Indonesia sebagai negara yang memiliki tempat snorkeling terbaik dunia nomor satu dan dua versi CNN.
Tak hanya itu, Majalah Dive Magazine menobatkan spot underwater Indonesia sebagai Best Favourite Destinations 2017. “CNN dan Dive Magazine punya nama besar sehingga kredibilitasnya tidak perlu diragukan. Bahkan pendiri Google, situs nomor satu di dunia, sudah pernah menyelam di Raja Ampat,” bebernya. (*)