Sering Picu Kemacetan, Jembatan Tambong Banyuwangi Segera Dibangun Jadi Jembatan Ganda
Pemerintah pusat akan membangun jembatan Tambong, Banyuwangi. Nantinya jembatan ini akan menjadi jembatan ganda.
Jembatan baru akan dibangun bersebelahan dengan jembatan yang sudah ada. Penambahan jembatan ini diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas di jalan tersebut.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali telah meninjau lokasi jembatan Tambong, Selasa, 25 Juni 2024. Peninjauan dilakukan bersama anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur Bali, Rahman Taufik, mengatakan, untuk desain jembatan sudah siap. Pembangunan jembatan akan menggunakan konstruksi beton. Anggaranya, kata Dia, mengacu desain sekitar Rp16 miliar.
“Yang belum adalah lahan, ini ada dua kepemilikan lahan. Pertama milik pemerintah Provinsi, yang kedua milik warga, Tentu ini harus kita koordinasikan, baik provinsi maupun yang warga,” jelasnya.
Dia menyebut, pelaksanaan pembangunan jembatan Tambong ini tergantung dari kesiapan lahan. Namun dari segi konstruksi, dia menyebut, kemungkinan pembangunan belum bisa dilakukan pada tahun 2024 ini. Karena, menurutnya bentang jembatan cukup panjang yakni 40 meter, lahan belum siap. Kondisi ini secara teknis cukup berat untuk dilakukan di tahun 2024 ini,
“Mudah-mudahan nanti kita usulkan, mudah-mudahan bisa tahun 2025,” tegasnya.
Anggota DPR RI Sumail Abdullah, mengatakan, dirinya mendorong pembangunan jembatan Tambong ini bisa dilakukan pada tahun ini. Karena anggaran yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Hanya kurang lebih Rp16-Rp17 miliar.
“Tinggal hanya 3 atau lima meter tanah warga yang mungkin yang perlu di bebaskan. Karena sebagian lahannya punya Provinsi,” terangnya.
Sumail menyebut, pembangunan jembatan Tambong ini cukup mendesak. Sebab jembatan ini memiliki karakter bottle neck. Sehingga menjadi sumber sumbatan arus lalu lintas. Kondisi ini sering kali memicu kemacetan arus lalu lintas khususnya pada liburan hari besar nasional, cuti bersama.
“Sehingga menghambat kelancaran pergerakan orang dan barang. Bahkan saya pernah terlambat ke bandara karena terhambat di situ,” ujarnya.
Advertisement