Saribu Rumah Gadang Paling Membuat Indonesia Terpesona
Gelaran Anugerah Pesona Indonesia (API) Award Kementerian Pariwisata 2017 menempatkan Provinsi Sumatera Barat menyabet lima penghargaan sekaligus. Luar biasa, dam keren.
Lima penghargaan yang disabet itu mulai dari kawasan objek wisata, kampung budaya hingga minuman tradisional.
Lima penghargaan itu masing-masing, Seribu Rumah Gadang (SRG) Kabupaten Solok Selatan berhasil menyabet terbaik pertama kategori kampung adat terpopuler. Lalu, kawasan wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan dalam kategori surga tersembunyi terpopuler.
Berikutnya Sawahlunto International Songket Carnival (SISCA) terbaik kedua kategori festival pariwisata terpopuler. Kemudian, Tabuik di Kota Pariaman meraih peringkat ketiga pada ketegori atraksi budaya terpopuler. Serta, teh talua kKta Padang meraih juara tiga kategori minuman tradisional terpopuler.
Penghargaan terbaik pertama yang diraih SRG sekaligus memacu semangat warga SRG Kabupaten Solok Selatan. Saat ini telah tersedia sebanyak 10 unit rumah gadang yang dijadikan homestay untuk para pengunjung menginap.
Homestay dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang beranggotakan pemuda setempat. Harga sewa homestay juga relatif rendah dan terjangkau berkisar sekitar Rp150 ribu per orang. Bahkan, dengan anggaran sebesar itu, pengunjung juga disediakan sarapan pagi dan snack.
Salah seorang pemilik homestay 004 Istano Kaum Basri Datuak Rajo Batuah, seperti diberitakan Jambi-indpendent, mengatakan, satu unit homestay berkapasitas maksimal 25 orang. Pengunjung disediakan tempat tidur kasur lengkap dengan bantal dan selimut. Mereka tidur di ruang terbuka rumah gadang dan kamar khusus.
“Kami juga telah lengkapi keperluan MCK,” kata Rosni. Menurut dia, dengan ditetapkannya SGR sebagai kampung adat terpopuler bisa menambah jumlah pengunjung. Saat ini jelasnya, jumlah pengunjung yang menginap mencapai 25 perbulan dalam satu homestay.
“Pengelolaan untuk yang menginap dibagi oleh Pokdarwis, jika musim-musimnya mencapai seratus orang perbulan, bahkan satu rumah bisa 20 orang,” tuturnya.
Pemilik rumah gadang kaum Melayu yang dijadikan homestay 003, Elwandi Dahnial Datuak Rajo Mulie juga menjelaskan, uang yang didapat dari hasil penginapan dijadikan untuk pemeliharaan rumah gadang, supaya kelestarian peninggalan sejarah itu tetap ada.
Pemerintah katanya juga telah ikut membantu dengan menyediakan tempat sampah di pinggir jenjang rumah gadang. Pemerintah juga mendirikan plang nama terbuat dari semen untuk penanda homestay.
Terpisah, Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria mengatakan, anugerah yang diperoleh SRG sebagai kampung adat terpopuler, tidak terlepas dari dukungan semua pihak. Mulai dari masyarakat, pegiat wisata dan pejabat instansi terkait yang tak pernah lelah mempromosikan SRG, baik secara lisan maupun melalui media sosial dan teknologi lainnya.
'Kita bersyukur akan pencapaian ini, ribuan terimakasih kami berikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan ikut berperan menjadikan SRG keluar sebagai juara I dalam API 2017 ini,' kata Muzni.
Penghargaan tersebut sambung Muzni diharapkan bisa jadi momentum dan motivasi bagi seluruh pihak untuk lebih mempersiapkan pariwisata Solsel lebih baik lagi ke depannya. Artinya terang Bupati, tidak hanya kawasan SRG saja melainkan objek wisata lain di Solsel juga turut dihantar agar meraih penghargaan tingkat nasional bahkan internasional nantinya.
SRG sendiri, keluar menjadi yang terbaik dengan posisi vote 50,19 persen. Voting SRG unggul jauh dari pesaingnya Kete Keshu, kampung adat dari Kabupaten Toraja Utara yang hanya memperoleh vote 13,79 persen sebagai runner up. Sementara ranking ketiga diraih kampung wisata Mangunan, Bantul-Jogjakarta dengan mengumpulkan vote 11,9 persen.