Serem...Sebelas Anak Terlibat pada Pembuatan Video Porno
Ngeri..satu kata yang tepat untuk menggambarkan kelakuan sebelas anak baru gede di Gunung Kidul, Yogyakarta. Sebelas murid siswa terlibat dalam pembuatan video tak senonoh ini. Dua antaranya adalah perempuan.
Dalam video Dalam durasi 38 detik itu, terlihat video diambil oleh salah satu dari dua gadis yang ada di dalam video itu. Sedangkan sembilan orang siswa lainnya berkeliling di belakangnya. Terdengar kata "sawer". Diawali oleh seorang gadis perekam video yang mengambil bungkus rokok dan memasukkannya ke baju sambil berbicara sawer.
Seketika beberapa siswa langsung memasukkan uang kertas sambil memegang bagian dada siswi tersebut. Setelah itu, siswi yang dipegang mengeluarkan uangnya.
Pihak SMP negeri di Kecamatan Playen, Gunung Kidul, tak membantah jika pembuatan video itu terjadi di sekolahnya dan dilakukan oleh anak didiknya. Kepala Sekolah SMP di Playen, Mursinah mengatakan, video tersebut direkam menggunakan gawai anak didiknya di ruang kelas beberapa waktu lalu. Video tersebut direkam dan disebar melalui WhatsApp hingga beredar luas. Pihak sekolah pun sudah memanggil 11 siswa yang ada di dalam video tersebut.
"Iya, mereka anak didik kami. Saat ini duduk di kelas IX. Ada sebelas anak, satu sebagai perekam, satu sebagai obyeknya, sisanya sebagai raja sawer," kata Mursinah dikonfirmasi di sekolah, Senin 19 Februari.
Kata Mursinah, setelah mengetahui video tersebut, pihak sekolah memanggil 11 anak yang terlibat dalam video tersebut. Kata mereka, video tersebut diambil di kelas saat pergantian jam. Seharusnya, mereka masuk ke perpustakaan, tetapi malah berada di dalam kelas dan melakukan perbuatan tidak senonoh.
“Kata mereka, ide untuk membuat video itu hanya untuk iseng dan becanda saja. Namun mereka tak paham, jika itu sudah kebablasan,” kata Mursinah.
Atas temuan video tersebut, pihak sekolah mengatakan tidak akan memberikan sanksi keras kepada anak-anak ini. Mereka saat ini, masih melakukan kegiatan belajar seperti biasa. Tak ada perlakuan berbeda. Apalagi, beberapa bulan lagi siswa akan menempuh ujian nasional. Mereka masih mengikuti try out dan kegiatan lainnya.
"Mereka masih menjadi anak didik kami, dan terus akan kami bina," katanya. (amr)