Serebeh Surabaya di Jakarta, Bersaing dengan Serabi Nusantara
Orang Surabaya menyebutnya ‘serebeh’ sementara daerah lain menamakan ‘serabi'. Kue ini merupakan salah satu jenis makanan tradisional yang dikenal cukup luas di Indonesia. Secara umum masyarakat memaknai kata ‘serabi’ dengan makanan yang dibuat dari tepung beras dan santan yang dipanggang di atas arang.
Meski namanya bermacam-macam, Supii pedagang kue tradisional asal Sidoarjo Jawa Timur yang mangkal di ujung Jembatan Tanjung Duren Jakarta Barat, lebih suka menamakan Serebeh Surabaya atau Serebeh Kampung. Yakni nama yang diwariskan oleh almarhum ibunya. Dan nama itu sudah lekat di benak para pelanggan.
Ilmu membuat serebeh ini diperoleh dari almarhum ibunya, yang menghabiskan sisa umur untuk berjualan serebeh di daerah Waru Sidoarjo. "Waktu itu saya sering membantu ibu sebagai penjaga api, jadi tahu bahan dan cara membuat serebeh," kata Supii.
Ia menyebut, bahan serebeh itu berupa tepung beras, santan, dan parutan kelapa supaya rasanya tambah gurih. Memasaknya dengan kemaron kecil yang terbuat dari tanah seperti gerabah. Kemaron ditempatkan di atas tungku yang di bawahnya terdapat api dengan bahan bahan bakar kayu.
Supaya ukurannya rata digunakan ukuran penciduk yang sekaligus sebagai pengaduk adonan. "Memasaknya tidak memerlukan waktu lama hanya butuh waktu sekitar 10 menit.
Kue serebeh ini bentuknya bulat, dengan garis tengah sekitar 10 senti meter tebalnya 1 senti meter,” katanya.
Waktu menyajikan dilumuri juruh yang terbuat dari cairan gula merah dan daun pandan, ditambah santan bagi yang mau. Serebeh kampung ini tidak menggunkan pewarna sesuai dengan yakni putih.
Cara memasaknya yang unik menjadi daya tarik tersendiri. Aroma khasnya waktu serebeh dipanggang, membuat tak sabar, ingin segera menyantapnya.
Di Jakarta Serebeh Kampung ini tergolong jenis kue tradisional yang langka dan sulit ditemukan.Tapi tetap disukai dan dicari banyak orang. Berbeda dengan Serabi Solo yang ada di mana mana.
Supii berjualan serebeh dengan istrinya Sutik sejak tujuh tahun yang lalu, ketika warungnya bangkrut karena banyak yang utang dan tidak bayar.
Saat kepepet oleh keadaan ekonomi, Supii tiba-tiba teringat ilmu yang diwariskan ibunya, cara membuat Serebeh. Namun bapak empat anak tidak menceritakan sejak kapan ia tinggal di Jakarta. "Empun suwe, Mulai bujang sampek duwek anak papat," katanya.
Berawal dari coba-coba malah keterusan sampai sekarang. Pembelinya bertambah banyak sampai antre, berderet di trotoar.
Setiap hari ia membuka lapaknya mulai pkl 04.00 sampai pkl 07.00. Sore mulai pukul 15.00 sampai pukul 19.00. Alasannya selain waktu yang dinilai cukup ideal untuk menikmati serebeh, juga untuk menghindari razia Satpol PP.
Tapi sejak merebaknya virus corona dan diterapkan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) serebeh Supii juga kena dampaknya, sepi pembeli.
Selain Serebeh Kampung masih ada kue serupa dengan nama tekstur yang berbeda.
Misalnya Serabi Solo. Bahannya sama terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan dan dipanggang di atas arang.
Serabi Solo memiliki ciri pinggiran tipis dan garing sedangkan bagian tengah lebih padat. Serabi Solo umumnya tidak memiliki topping, namun ada juga yang diberi taburan berupa potongan buah pisang atau nangka.
Serabi dari Solo yang telah melegenda adalah Serabi Notosuman, sehingga seringkali orang menyebut Serabi Solo sebagai Serabi Notosuman. Serabi Notosuman konon katanya telah ada sejak tahun 1923.
Dari dulu hingga sekarang, serabi ini hanya mempunyai dua rasa saja, yaitu coklat dan putih. Uniknya lagi, cara pengemasan serabi ini ada yang digulung.
Serabi Jakarta sering disebut sebagai kue ape, bentuknya sepintas agak mirip dengan kue Serabi lainnya. Perbedaan utama ada pada bahan yang dipakai. Serabi Jakarta dibuat dengan menggunakan tepung terigu yang dicampur dengan susu, dan ditaburi dengan meses atau keju.
Ada serabi asal Minang disebut pinukuik. Rasa dan bahannya sama dengan surabi di Pulau Jawa kebanyakan.
Satu lagi, Serabi Mataram memiliki berbentuk lebih bulat dan tidak begitu lebar. Teksturnya lebih halus dan ditengahnya ada butiran kelapa. Terkadang di atasnya disiram dengan gula aren.
Advertisement