Serbia Buka Wisata Vaksin bagi Warga Asing
Ratusan wisatawan asing berbondong-bondong masuk ke Serbia untuk mengikuti wisata vaksin yang disediakan negara tersebut. Pemerintah setempat membuka kesempatan vaksin bagi warga asing akibat stok yang disebut melimpah. Di Eropa sendiri, distribusi vaksin verjalan lamban dan sulit.
Salah satu wisatawan, Praca, usia 29 tahun, mengaku segera bergegas masuk ke wilayah Serbia setelah mendengar informasi tentang vaksin Covid-19 bagi warga asing, dari pemerintahan Serbia. Aktivis hak asasi manusia ini masuk ke Serbia melalui perbatasan dengan Bosnia, dilansir dari Al Jazeera, Rabu 14 April 2021. "Kami berangkat ke Belgrade, karena vaksinasi di Bosnia sangat lamban," katanya.
Pengunjung Serbia Meningkat
Setibanya di Serbia, Praca melihat antrean mengulaar dari penduduk Macedonia, Montenegro, dan juga Bulgaria, dan Albaniia mengantre vaksin. Pasukan militer terlihat memastikan pengantre mematuhi protokol kesehatan. "Saya seperti ada di sebuah perkampungan perang," katanya.
Ia menjadi satu di antara banyak wisatawan yang membanjiri Berlgrade dengan tujuan yang sama. Ini terjadi setelah pemerintah Serbia mengumumkan vaksin gratis pada siapapun, termasuk warga asing, antara 26 Maret dan 28 Maret.
Otoritas Serbia membenarkan adanya peningkatan arus wisatawan asing, pada 19 Maret hingga 31 Maret. "Sebanyak 50,477 penduduk Bosnia masuk ke Serbia, meningkat dibanding bulan sebelumnya sebanyak 41.436," kata pemerintah setempat.
Perburuan Vaksin Warga Eropa
Perburuan vaksin meningkat akibat distribusi vaksin yang tidak merata. Di Eropa sendiri, kurang dari 10 persen populasi telah menerima vaksin dosis pertama. Kondisi ini mendorong penduduk Eropa yang memiliki kewarganegaraan ganda menerobos perbatasan, berburu vaksin.
Sejumlah penduduk juga terbang ke Arab Saudi untuk mendapatkan vaksin. Seperti yang dilakukan mahasiwa Universitas Ghent di Belgia yang pulang ke Arab untuk menerima vaksin. Di Belgia, hanya 5 persen populasi yang sudah menerima vaksin.
Sementara Taylor Thopmson, petugas fisioterapis di Belanda memilih pulang ke kampung halamannya, di Texas, Amerika Serikat, untuk mendapatkan vaksin.
Sebagian besar negara di Eropa meminta dokumen rinci untuk mendapatkan vaksin. Pakar di sana menyebut upaya ini menghalangi kelompok rentan seperti para imigran untuk mendapatkan vaksin. "Untuk mengatasi pandemi, setiap orang harus memiliki akses pada vaksin," kata Profesor Cohen. (Alj)