Serangan Ribuan Ulat di Demak, 3 KK Terpaksa Mengungsi
Permukiman warga di Desa Sidogemah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah diserang ribuan ulat. Akibatnya, tiga KK (kepala keluarga) terpaksa mengungsi karena setiap hari sebagian ulat masuk rumah.
Dalam video amatir berdurasi 20 detik yang diambil oleh keluarga Widodo, warga Dukuh Sidorawuh, Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, mereka kaget usai bangun tidur. Mendadak ribuan ulat telah masuk di dapur rumah.
Lantaran banyak ulat, istri Widodo enggan memasak di dapur. Fenomena ulat dari hutan mangrove ini baru kali pertama di terjadi di Demak. Keberadaan ulat pemakan daun brayo atau daun tanaman mangrove ini sudah menjadi silkus tahunan.
Namun populasi ulat berkurang karena banyak di makan burung pemakan serangga. Belakangan karena populasi burung berkurang akibat banyak ditangkap untuk dijual, keberadaan ulat pun semakin banyak hingga menyambangi ke permukiman warga.
“Biasanya ulat-ulat tersebut hanya berada di hutan mangrove. Belakangan hutan mangrove mengering, habitat ulat hingga masuk ke permukiman,” kata Widodo.
Pengakuan Amronah, warga setempat, fenomena ulat-ulat yang datang ke rumahnya ini pertama kali terjadi. "Ga tahu ini kenapa, soalnya tahun-tahun sebelumnya belum pernah kejadian seperti ini. Baru ini pertama kali kejadian," ujarnya.
Menurutnya ulat mulai menyerbu hingga kadang masuk dalam rumah semenjak dua hari ini. Amronah mengaku sudah mencoba menjauhkan ulat dengan pemutih pakaian, dibakar, dan menggunakan air dicampur sabun namun tidak berhasil.
Sedangkan warga lainnya, Widati malah mengalami penderitaan yang lebih lama lagi. Sudah semenjak empat hari yang lalu rumahnya diserbu ulat.
"Ulat itu masuk sampai ke dapur, masuk ke wajan, masuk kemana-mana, masuk ke air kamar mandi juga," ujarnya.
Widati menuturkan empat hari terakhir sapu lidi dan ijuk selalu ia siapkan di dekat pintu rumah agar bisa langsung membuang ulat di pagi hari. Kain bekas juga ia sumpalkan di celah pintu agar tidak lebih banyak yang masuk.
Widati berharap masalah ini segera dicarikan solusi. Karena meskipun kemarin sudah dilaporkan ke pihak pemerintah desa, namun hingga saat liputan berlangsung belum ada penanganan yang berarti.
Ribuan ulat masuk ke permukiman saat cuaca terik. Ketika turun hujan para ulat bersembunyi. Beberapa kali rumah warga dibersihkan, mendadak ulat lain berdatangan hingga menempel di atap dan dinding rumah.