Serangan PMK Sapi di Lamongan Meluas
Sebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ternak sapi di Lamongan bertambah. Ada empat kecamatan lagi terdeteksi. Bahkan, juga mulai menyerang ternak kambing.
Empat kecamatan tersebut meliputi, Kecamatan Kembangbahu, Sugio dan Ngimbang. Ketiganya, terhitung masih bertetangga dengan kecamatan yang sebelumnya ditemukan PMK sapi ini.
Kecamatan sebelumnya yang kali pertama ditemukan adanya PMK sapi di Lamongan, adalah Kecamatan Tikung, Sarirejo, Mantup dan Turi.
"Kita menerima laporan dari ketiga kecamatan tadi. Selanjutnya, kita langsung mengirim petugas untuk melakukan pemeriksaan sekaligus pengendaliannya," kata Kepala Dinas Peternakan Lamongan, M. Wahyudi, Rabu, 11 Mei 2022.
Wahyudi, lebih jauh menjelaskan, dari tujuh kecamatan itu terdapat di 17 desa. Terbanyak di Kecamatan Kembangbahu dan Tikung, masing-masing ada di lima desa. Adapun populasi total yang terserang hingga kini sebanyak 292 ekor sapi. Dari jumlah itu, yang dinyatakan sakit dan butuh perawatan serius 176 ekor. Sedang mati bertambah satu, menjadi lima ekor.
"Tetap, dari dugaan dan penelusuran, penularan berasal sapi hasil transaksi jual beli dari luar daerah. Karena pasar hewan daerah tetangga ada yang masih buka," katanya didampingi Rahendra, pegawai medik veterina atau dokter hewan Dinas Peternakan Lamongan.
Kali pertama PMK sapi di Lamongan diketahui 28 April 2022. Menyerang peternakan sapi Kelompok Tani Barokah Jaya Desa Soko, Kecamatan Tikung. Sebanyak 52 ekor sakit dan empat ekor mati.
PMK ini disebabkan virus Foot Mouth Disease (FMD) ini sebenarnya tidak hanya menyerang sapi. Tetapi, semua binatang berkuku satu atau belah. Bisa kerbau, kambing, babi, bahkan onta.
Gejalanya, mulut berlendir terus menerus hingga menimbulkan seriawan pada mulut dan lidah. Napas sesak dan suhu badan sapi tinggi. Jika serangan kronis, kaki dekat kuku mengalami luka hingga kuku lepas.
Otomatis, tidak bisa berdiri, nafsu makan juga menghilang. Jika segera tidak diobati kemungkinan terburuk bisa menyebabkan sapi mati.