Serangan Makhluk Astral, Truk DLHKP pernah Terbakar Banaspati
Ini lanjutan dari "Kisah Petugas DLHKP, Hadapi Cuaca hingga Serangan Makhluk Astral"
Petugas Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri mengeluh sakit dada hingga tangan tak bisa digerakkan saat melakukan pemotongan pohon beringin di Jalan KDP Slamet Kota Kediri.
-----------
Tidak banyak yang tahu, jika pekerjaan yang dilakukan oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri mengandung risiko. Bukan hanya karena faktor teknis, melainkan juga faktor non teknis.
Sebelumnya diberitakan Ngopibareng.id, ada empat orang petugas mendadak mengalami serangan gaib dari makhluk astral (tak kasat mata) saat melakukan pemotongan serta pembersihan pohon beringin yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Peristiwa ini terjadi di salah satu kantor satuan kerja di Jalan KDP Slamet Kota Kediri.
"Kita waktu itu kan hanya meneruskan. Karena sebelumnya sudah ditangani oleh BPBD. Kalau pohonnya jenis beringin, abar, atau trengguli itu kelasnya sudah elite kayak real estate. Kalau pohon yang roboh di jalan PK Bangsa itu, penghuninya kaum elite banyak silumannya," cerita Jati Ferry Kresna Pamungkas, Pengelolah Ekosistem Ahli Muda DLHKP Kota Kediri.
Mendengar keluhan sakit yang dialami oleh anak buahnya, ia kemudian berdoa agar mereka yang sakit disembuhkan.
"Akhirnya efeknya ke mana-mana, menyerang anak buah saya. Tapi alhamdulillah setelah jarak tiga hari akhirnya sudah netral semua. Ada empat orang termasuk mandornya, banyak yang tidak bisa gerak," ungkap Jati.
Selain gangguan fisik, lanjut Jati, ternyata makhluk astral penghuni pohon juga pernah merusak prasarana truk yang biasa dipakai oleh petugas DLHKP untuk melakukan pemotongan pohon.
"Tempo hari satu unit truk terbakar. Jadi nggak ada yang merokok, nggak ada jilatan api tiba-tiba terbakar sendiri. Waktu itu kita sedang menangani pohon di Jalan Penanggungan," kenangnya.
Beruntung kebakaran itu segera diketahui dan api bisa segara dipadamkan. "Saya melihat ada sesuatu. Insyah Allah yang kita tangani waktu itu pohon trembesi. Itu kalau dalam ilmu kejawen, api itu Banaspati istilahnya api yang berjalan," ujarnya.
Banaspati dipercaya merupakan salah satu penghuni pohon trembesi karena merasa terganggu dengan kehadiran petugas pemotong pohon DLHKP. Karena itu sebelum memulai aktivitas pemotongan pohon, Jati dan tim selalu melakukan ritual doa.
"Meminta pertolongan Tuhan Yang Maha Esa agar selalu dilancarkan pekerjaan kita. Di samping itu, saya selalu wanti-wanti ke anak buah agar selalu fokus dalam bekerja meskipun ada gangguan yang tak kasat mata," beber Jati.
"Sebelum bekerja baca bismillah dulu dan mengurangi ucapan kata kotor serta bercanda terlalu berlebihan. Jika ada kata yang tidak penting nggak usah di ucapkan," sambung dia.
Tidak hanya digunakan sebagai hunian makhluk astral, pohon-pohon berusia tua juga terkadang disalahgunakan oleh oknum warga untuk membuang benda bernuansa gaib.
"Pernah punggung saya kesusupan (kemasukan) bekas orang buang susuk emas di Jalan Joyoboyo. Ada laporan masyarakat di Surga (suara warga) terkait pohon tertentu. Saya langsung survei, saya pegang pohon tiba-tiba punggung saya kaku, tidak bisa ditekuk," kenang pria yang menjabat selama satu tahun empat bulan ini.
Sebagai informasi, saat ini pohon yang tumbuh di Kota Kediri berjumlah lebih dari 1.700 batang. Jenis pohon yang dominan yaitu ansana, trembesi serta mauni. (Tamat)
Advertisement